Info Kesehatan

Keguguran Disebabkan Sejumlah Makanan Yang Dikonsumsi Ibu Hamil

Posted on Updated on

Keguguran Disebabkan Sejumlah Makanan Yang Dikonsumsi Ibu Hamil
Oleh : Elvi Zuliani, SKM

hamil ElviZ@sehati
Keguguran merupakan momok yang menakutkan bagi ibu hamil apalagi yang sudah lama menantikannya.
Keguguran pada ibu hamil dapat disebabkan makanan yang dikonsumsi oleh ibu tidak diperhatikan dan mengandung kadar Vitamin C dosis tinggi yang berlebihan. Keguguran adalah kematian bayi sebelum usia 20 minggu kehamilan atau buah kehamilan belum mampu untuk hidup di luar kandungan. Istilah medis untuk keguguran adalah aborsi spontan.
Di Indonesia, berdasarkan data Riskesda tahun 2010 sekitar 4- 5 % Ibu hamil mengalami keguguran, dan sebagian besar keguguran terjadi dalam tiga bulan pertama kehamilan. Kecil kemungkinan keguguran terjadi setelah usia kehamilan 20 minggu, atau disebut keguguran terlambat. Resiko keguguran memiliki persentase sebesar 15% – 40% dari ibu hamil, dan 60-75% keguguran terjadi sebelum usia kehamilan 3 bulan. Namun jumlah kejadian atau resiko keguguran akan menurun pada usia kehamilan di atas 3 bulan.
Di Sumatera Utara dari seluruh kehamilan,sekitar 15 -20% ibu hamil berpeluang mengalami 1 kali keguguran. Ini semua diawali dengan tanda-tanda bahaya kehamilan berupa sakit kepala yang hebat dan penglihatan kabur.
Penyebab Terjadinya Keguguran
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya keguguran adalah:
•Adanya kelainan pada janin yang disebabkan kelainan kromosom, yang terjadi saat berlangsungnya proses pembuahan. Akibatnya, embrio yang terbentuk cacat dan dikeluarkan tubuh.
•Adanya kelainan pada ibu, seperti kelainan pada sistem hormonal (bisa hormon prolaktin yang terlalu tinggi atau progesteron yang terlalu rendah), sistem kekebalan tubuh, infeksi menahun, dan penyakit berat yang diderita si ibu hamil.
•Adanya kelainan pada rahim. Kelainan yang paling umum terjadi adalah adanya miom (tumor jaringan otot) yang dapat mengganggu pertumbuhan embrio. kelainan lain yaitu rahim terlalu lemah sehingga tidak mampu menahan berat janin yang sedang berkembang. Kehamilan dalam rahim yang terlalu lemah biasanya hanya mampu bertahan hingga akhir trimester pertama.
•Penyebab lain adalah infeksi, seperti terkena virus TORCH, HIV, Hepatitis dll.
•Keguguran juga dapat diakibatkan oleh gaya hidup. Wanita yang cenderung merokok, mengkonsumsi minuman keras, obesitas atau berat badan kurang dapat memiliki gangguan hormon yang berakibat gangguan kehamilan.
Sehubungan dengan gaya hidup kebiasaan makan dan memakan-makanan tertentu juga dapat menyebabkan terjadinya keguguran pada ibu hamil. Ternyata banyak makanan menyebabkan keguguran pada ibu hamil, ada beberapa jenis makanan yang berpotensi menyebabkan keguguran janin.
1. Nanas.
Menurut cerita turun temurun hindarilah mengkonsumsi nenas berlebihan sewaktu hamil. Ini disebabkan nenes mengandung enzim protease bromelain, seperti papein pada papaya. Enzimini dapat melembutkan leher rahim sehingga menyebabkan keguguran

2. Peterseli
Parsley atau peterseli biasanya dijadikan taburan dalam makanan tertentu untuk digunakan sebagai penambah rasa makanan. Namun, terlalu banyak mengonsumsi parsley atau jusnya bisa membuat Anda keguguran.

3. Kayu manis
Jenis rempah yang satu ini umum ditemukan pada setiap dapur rumah. Ibu hamil sebaiknya berhati-hati dengan aneka makanan yang mengandung kayu manis dalam jumlah yang banyak.
Kayu manis ini mengandung vitamin C yang sangat tinggi, sehingga berbahaya untuk janin. Gejala awalnya, kayu manis akan menyebabkan Anda ingin buang air kecil terus menerus, dan akhirnya keguguran.

4. Pepaya
Buah yang satu ini banyak jadi favorit perempuan. Meski manis dan empuk, jika dikonsumsi secara berlebihan, terutama pada kehamilan minggu ke empat, buah ini ternyata bisa menyebabkan keguguran alami karena kandungan vitamin C-nya. Menurut para ahli di dalam papaya mengandung zat papain yaitu zat yang dapat membuat janin anda keguguran.

5. Tebu
Ibu hamil memang harus memilih jenis makanan dan minuman yang ia konsumsi agar tak berpengaruh buruk pada janinnya. Maraknya penjual air tebu saat ini, kadang membuat ibu hamil juga tergoda untuk meminumnya. Memang segar ya, apalagi saat hamil ibu cenderung kerap merasa gerah dan haus. Namun apakah air tebu baik dikonsumsi oleh ibu hamil?
Air tebu jelas memiliki kandungan energi yang sehat dan cukup banyak, sebab ada karbohidrat di dalamnya. Bila lemas atau kurang tenaga, ibu hamil boleh mengonsumsinya tetapi jangan terlalu banyak sebab tebu tak hanya mengandung vitamin C yang sangat tinggi, tapi juga meningkatkan suhu (panas) dalam tubuh. Peningkatan suhu ini akan membuat perut berkontraksi dan akhirnya keguguran.

6. Kacang tanah
Kacang tanah ternyata juga disinyalir menjadi penyebab keguguran. Satu genggam kacang tanah dianggap sudah terlalu berlebihan untuk ibu hamil, karena berpotensi menggugurkan kandungan.

7.Wijen.
Dari sejumlah penelitian, Wijen diketahui memiliki beberapa kandungan zat-zat kimia di dalamnya, seperti gliserida (meliputi asam oleat, palmitat, linoleat, miristinat, stearat), sesamolin, sesamin, lignans, sesamol, planteose, pedaliin, sitokrom C, prantosa, protein, vitamin B1, A, dan E. Wijen juga mengandung fitosterol (yakni sterol tanaman) serta serat bernama lignin. Dalam wijen terkandung 400-413 fitosterol /100 gr, jumlah ini adalah yang tertinggi diantara jenis kacang-kacangan dan biji-bijian.
Selain itu, biji wijen juga kaya akan kandungan nutrisi. Dalam ¼ gelas wijen terkandung kalsium sebanyak 351 mg (35% dari total kebutuhan kalsium setiap harinya), serta magnesium sebanyak 126 mg. Wijen juga kaya akan mineral seperti zinc (seng) dan tembaga. Tetapi hati-hati untuk ibu hamil sebab diketahui banyak mengkonsumsi wijen saat hamil dapat menyebabkan keguguran. Satu sendok biji wijen yang dicampur dengan madu dapat menyebabkan keguguran pada janin anda.

8. Teh hijau
The hijau yang memiliki banyak kandungan polifelin yang berfungsi melancarkan pencernaan, menangkap radikal bebas dalam tubuh, membunuh bakteri disentri, menghancurkan lemak, serta dapat mencegah pertumbuhan sel kangker. Selain itu teh hijau juga mengandung katekin yang berfungsi untuk menurunkan tekanan darah, mengurangi kolestrol, mencegah diabetes serta serta mencegah penyakit batu ginjal juga mengandung fluoride yang dapat mencegah terjadinya gigi yang mudah rusak,. Tetapi pada ibu hamil ternyata manfaat ini kurang sebab dapat menyebabkan masalah pada kesuburan dan dapat menyebabkan keguguran pada janin apa lagi dikonsumsi rutin dalam waktu yang lama dan dalam jumlah besar.

9. Ikan kalengan
Ikan kalengan mengandung zat kimia, biasanya menggunakan pengawet seperti garam dan zat kimia lainnya, hal ini berbahaya bagi ibu hamil sebab dapat meningkatkan tekanan darah dan lebih bahaya lagi pada keadaan tertentu bisa menyebabkan gangguan yang berakhir dengan keguguran janin.

10. Keju Olahan
Keju yang dimaksud adalah keju yang dibuat dari susu tanpa patreurisasi (yaitu proses yang digunakan dalam pemanasan makanan untuk membunuh organisme yang merugikan tubuh) akan berpotensi untuk menimbulkan bakteri listeria, yang akan mengganggu kesehatan janin anda. Jika anda memilih keju untuk olahan di rumah pastikan tertera keterangan melalui pasteurisasi. Ada beberapa jenis keju yang memerlukan beberapa kali proses, nah keju semacam ini yang tidak baik untuk kandungan anda. Ternyata makanan yang mengandung keju ini merupakan makanan kesekaan wanita pada saat hamil maka hati-hati dan perlu waspada

11. Buah-buahan dengan rasa asam
Kebanyakan buah dengan rasa asam seperti jeruk mengandung banyak vitamin C. Vitamin C dipercaya sebagai alat kontrasepsi alami karena itu jangan mengkonsumsi vitamin C dalam dosis tinggi, sebab dapat membuat anda mengalami keguguran di awal kehamilan. Untuk itu hindari makan buah-buahan yang rasanya asam dalam jumlah yang banyak dan berlebihan.

12. Hati
Hati (liver) yang dihasilkan dari sapi, kambing dan jenis unggas sebaiknya dihindari pada masa bulan ke dua kehamilan anda, hati mengandung vitamin A dalam bentuk retinol yang dapat menyebabkan keguguran. Anda dapat kembali mengkonsumsi hati pada bulan ke 4 kehamilan anda, tentunya dengan porsi dan cara memasak yang tepat.

13. Alkohol
Mengkonsumsi alkohol menyebabkan gangguan pada kehamilan, apalagi pada awal kehamilan karena berbahaya pada janin dan dapat memicu terjadinya keguguran. Bila kandungan selamat alias tidak terjadi keguguran maka alkohol dapat menyebabkan kerusakan mental dan fisik bahkan dalam kasus yang parah akan menyebabkan kelainan janin. Alkohol yang dikonsumsi ibu hamil akan mempengaruhi janin sampai merusak sistem saraf pada bayi.
Sebaiknya untuk mencegah agar kehamilan anda tidak mengalami keguguran maka, ahli kesehatan dr. Rifsia Ajani mengingatkan, pada periode tiga bulan awal (trimester pertama), ibu hamil harus menjaga asupan makanan guna menjaga janin dari cacat lahir dan mencegah keguguran. Untuk itu, sebaiknya mengonsumsi asam folat 400 mg setiap hari selama 12 minggu untuk menjaga kesehatan bayi.
Asam folat merupakan vitamin B yang larut dalam air. Banyak ditemukan pada sayuran berdaun hijau gelap, misalnya bayam, kangkung, sawi, atau brokoli. Ibu hamil dilarang keras makan ikan mentah, seperti sushi dan sashimi. Daging setengah matang diduga menjadi penyumbang bakteri yang tidak baik untuk perkembangan janin. Pastikan anda mengkonsumsi makanan yang matang dengan sempurna. Jika anda ragu-ragu ketika memesan makanan di rumah makan cepat saji, anda bisa mengolah di rumah dengan kematangan yang sempurna, misalnya 71-72 derajat celcius memasak dada ayam.

PENERAPAN SURVAILANS EPIDEMIOLOGI

Posted on

PENERAPAN SURVAILANS EPIDEMIOLOGI DALAM PENYELENGGARAAN UPAYA KESEHATAN DI INDONESIA
Oleh:
Elvi Zuliani, SKM

DASAR PEMIKIRAN
Pembangunan Kesehatan merupakan upaya penyeleng-garaan kesehatan untuk mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduknya. Salah satu upaya penting dalam Penyel-enggaraan upaya kesehatan adalah survailans epidemiologi.
Pada beberapa dekade terakhir banyak negara di dunia mengalami kepanikan disebabkan munculnya penyakit infeksi yang tidak mengenal batas geografis. Belum lagi situasi dunia di eraglobalisasi ini memiliki begitu kompleks permasalahan kesehatan meliputi pendistribusian hasil produksi yang tak terbatas dapat menyebar diseluruh belahan dunia dengan segala dampak akibat dari hasil produk makanan, produk industri, produk pertanian dan sebagainya. Persoalan lingkungan dan bencana alam yang melanda dunia dan segala permasalahan yang terus berkembangan bersamaan dengan subsidi silang disetiap negara di dunia yang saling berhubungan.
Indonesia sebagai negara yang ikut aktib dalam percaturan dunia tidak lepas dari dampak apapun terhadap kondisi dan situasi tersebut baik yang positif atau negatif. Keadaan ini seharusnya dapat dikendalikan manakala provider kesehatan beserta masyarakat terlatih, terampil dan disiplin untuk memanfaatkan survailans epidemiologi yang pedoman manajemen maupun pedoman peraktisnya telah disusun pemerintah melalui Kementrian Kesehatan Republik Indonesia dapat dilaksanakan secara efektif dan terpadu di tingkat propinsi maupun kabupaten/kota.
Untuk mewujudkan Indonesia Sehat 2015, manajemen kesehatan membutuhkan informasi kesehatan yang tersusun dalam sistem informasi kesehatan nasional (SIKNAS). Untuk menjamin ketersediaan data dan informasi masalah kesehatan dan jumlah serta pendistribusian penduduk dalam memenuhi kebutuhan JPKN (jaring pelayanan kesehatan nasional)maka perlu difungsikan sistem survailans epidemiologi kesehatan sebagai substansi dari SIKNAS.
Survailans epidemiologi adalah upaya yang sistematis dan berkelanjutan untuk mengumpulkan, mengolah, menganalisis data dan informasi dari berbagai kejadian kesehatan untuk disebarluaskan dan kemudian dijadikan dasar pengambilan keputusan. Dengan demikian, survailans epidemiologi sangat diperlukan dalam manajemen program kesehatan dan harus dilaksanakan dalam menyelenggarakan berbagai tugas dan fungsi khususnya disektor kesehatan.
Dasar Hukum Penyelenggaraan Survailans
Dalam penyelenggaraan survailans epidemiologi kesehatan , Menteri Kesehatan RI telah menerbitkan 2 (dua) keputusan penting yakni:
1.Kepmenkes RI No. 116/MENKES/SK/VIII/2003 tentang pedoman penyelenggaraan sistem survailans epidemiologi kesehatan di dalam pedoman ini yang termasuk lingkup sistem survailans epidemiologi kesehatan adalah: Survailans epidemiologi penyakit menular, survailans epidemiologi penyakit tidak menular, survailans epidemiologi kesehatan lingkungan dan prilaku, survailans epidemiologi masalah kesehatan, survailans epidemiologi kesehatan matra.
2.Dan Kepmenkes RI No. 1479/MENKES/SK/X/2003 Tentang pedoman penyelenggaraan sistem survailans epidemiologi penyakit menular dan penyakit tidak menular terpadu (Survailans Terpadu Penyakit) didalam pedoman ini yang termasuk lingkup survailans terpadu penyakit adalah: STP bersumber data puskesmas (25 penyakit menular), STP bersumber data rumah sakit (25 penyakit menular & 4 penyakit tidak menular), STP bersumber data laboratorium ( 8 penyakit menular), STP bersumber data KLB penyakit & keracunan, STP bersumber data puskesmas sentinel (25 penyakit menular amp; 2 penyakit tidak menular), STP bersumber data rumah sakit sentinel ( 25 penyakit menular & 24 penyakit tidak menular). Dan Kepmenkes diatas diperkuat dengan Peraturan Pemerintah No 25 tahun 2000 pasal 3 ayat 5 yang menyebutkan kewenangan pemerintah (pusat) antara lain adalah pencegahan penyakit menular.
Dalam pedoman penyelenggaraan survailans tersebut secara jelas dituliskan bahwa lingkup penyelenggaraan survailans epidemiologi tidak hanya terbatas pada penyakit menular dan tidak menular, namun juga termasuk survailans faktor risiko lingkungan dan prilaku, survailans masalah kesehatan serta masalah matra. Lingkup penyelenggaraan survailans epidemiologi ini sejalan dengan kebijakan Ditjen Pemberantasan Penyakit Menular & Penyehatan Lingkungan yang dikenal dengan model “ Manajemen Pemberantasan Penyakit Menular & Penyehatan Lingkungan Terpadu Berbasis Wilayah”

Tujuan Penerapan Survailans Epidemiologi
Tersedianya data dan informasi epidemiologi yang faktual, cepat, tepat/akurat dan terpercaya untuk pengambilan keputusan dalam perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi program kesehatan serta meningkatkan kewaspadaan (sistem kewaspadaan dini) dan respons yang tinggi terhadap kejadian luar biasa (KLB) ditingkat Kecamatan/Puskesmas, Kabupaten/Kota dan propinsi yang didukung Tim Epidemiologi Propinsi (TEP) dan Tim Epidemiologi Kab/Kota (TEK) yang handal
Tujuan akhir (goals) dari survailans epidemioligi ini adalah tersedianya sejumlah Health Output berupa data dan informasi yang digunakan sebagai alasan dan bukti dalam membuat tindakan atau program atau kebijakan (Evidance Based Health Management).
Sistem Survailans Nasional
Indonesia sebagai warga dunia dan anggota PBB, memiliki komitmen kerjasama global dalam memerangi atau menghadapi berbagai penyakit secara global. Banyak komitmen global yang berkaitan dengan survailans. Komitmen global juga merupakan komitmen kabupaten/ kota dengan demikian pelaksana komitmen terhadap survailans dunia khususnya WHO adalah kabupeten /Kota.
Survailans sebagai suatu kondisi pengumpul, analisis dan interpretasi data dan disseminasi informasi terhadap pihak terkait dalam upaya mengambil tindakan yang diperlukan (WHO), harus mampu menyediakan informasi yang dibutuhkan untuk pengembangan strategi kesehatan masyarakat, pengenalan kondisi ancaman dan mengontrol penyebaran penyakit ditengah masyarakat. Survailans epidemiologi yang ditetapkan Pemerintah dengan strtegi terpadu berbasis wilayah ternyata belum mampu diterapkan di daerah. Banyak yang menjadi kendala, seperti kurangnya tenaga mahir dan berdedikasi tinggi, masih rendahnya perhatian terhadap makna dan manfaat data dan fakta sebagai basis perencanaan dan tindakan (evidence based health management), disamping pengorganisasian yang lemah dan minimnya anggaran serta terbatasnya sarana dan prasarana pendukung. Kendala-kendala ini menjadi penyebab rendahnya kualitas survailans, sehingga kejadian luar biasa penyakit menular maupun tidak menular selalu terjadi dan terlambat penanganannya.
Sistem survailas nasional secara built in merupakan fungsi atau berada dalam sistem P2PL Indonesia (CDC Indonesia). Sebagai pelaksana survailans tetap wilayah otonomi kabupaten/kota (Kern and Reichepfader, 2004). Pelaksanaan survailans tetap ada di Kabupaten/kota atau wilayah otonomi, untuk itu diperlukan kerjasama antara kabupaten dan kota dengan sistem nasional. Meski kabupaten/kota memiliki otonomi untuk mengurus rumah tangganya sendiri tidak berarti bahwa kabupaten/kota tidak memiliki komitmen sama sekali terhadap survailans nasional bahkan global. Kantor P2PL bekerjasama dengan propinsi melakukan fungsi koordinasi pelaksanaan survailans nasional tersebut.
Survailans pada tingkat wilayah kabupaten/kota adalah kegiatan yang dilakukan secara terintegrasi berkesinambungan dan terpadu, antara kegiatan survailans kejadian penyakit dengan kegiatan survailans berbagai faktor resiko penyakit berkenaan, dalam satu wilayah. Pengertian terpadu disini adalah, baik faktor resiko maupun penyakitnya diukur secara bersamaan, dianalisi, mengambil sumber daya yang sama serta pengambilan keputusannya pun harus dilakukan secara simultan atau terintegrasi.

Pendekatan Program
Survailans epidemiologi merupakan suatu alat manajemen dalam mengelola suatu program yang dalam operasionalnya merupakan suatu pendekatan pola pikir dan pola prilaku yang selalu berorientasi pada bukti baik individu maupun organisasi. Dengan demikian selalu berorientasi problem solving bukan berorientasi pada proyek dan target. Oleh karena itu kepedulian terhadap pentingnya manajemen data menjadi prasarat utama bagi setiap orang, terutama para pemimpin institusi.
Manajemen kesehatan harus berbasis fakta yang cermat, cepat, tepat dan akurat. Untuk itu, legal dan formal sudah cukup peraturan Perundang-undangan memayungi, melindungi dan menjadi dasar bagi para pembuat kebijakan dibidang kesehatan untuk mengelola penyelenggaraan sistem survailans epidemiologi kesehatan pada semua tingkat administrasi pemerintahan.
Surveilans epidemiologi memungkinkan pengambil keputusan untuk memimpin dan mengelola dengan efektif. Surveilans epidemiologi memberikan informasi kewaspadaan dini bagi pengambil keputusan dan manajer tentang masalah-masalah kesehatan yang perlu diperhatikan pada suatu populasi. Surveilans epidemiologi merupakan instrumen penting untuk mencegah outbreakpenyakit dan mengembangkan respons segera ketika penyakit mulai menyebar. Informasi dari surveilans juga penting bagi kementerian kesehatan, kementerian keuangan, dan donor, untuk memonitor sejauh mana populasi telah terlayani dengan baik (DCP2, 2008). Gambar 5.1 menyajikan skema sistem surveilans.
image002

Masalah kesehatan adalah multi kausa dan tidak kenal batas wilayah. Oleh karena itu penyelesaiannya harus pendekatan system dan melibatkan lintas sektor yang berperan secara aktif. Untuk itu diperlukan adanya Tim Survailans Epidemiologi diberbagai jenjang institusi kesehatan serta jejaring kerja survailans epidemiologi baik secara horizontal maupun vertikal dengan melibatkan Pemerintah Daerah, DPRD, Bappeda, Dinas terkait, Universitas serta UPT Pusat Seperti Kantor Kesehatan Pelabuhan dan Balai Teknik Kesehatan Lingkungan maupun UPT Daerah seperti Balai Laboratorium, dan lain-lain.
Untuk menyelenggarakan survailans epidemiologi dalam era otonomi dan sentralisasi ini, maka pengembangan jejaring dan kemitraan dengan instansi pemerintah dan swasta di semua tingkat administrasi, baik pusat, propinsi dan kabupaten/kota serta regional antara negara sangat penting. Jejaring dan kemitraan ini akan meningkatkan kerjasama dan komunikasi antara semua tingkat administrasi pemerintah agar berbagai data dan informasi penting dapat segera disebarluaskan, supaya masing-masing tingkat administrasi pemerintahan dapat mengambil langkah segera sesuai dengan tanggung –jawab dan kewenangannya masing-masing.
Oleh karena itu, di jajaran kesehatan jejaring yang merupakan jejaring kerjasama (networking) antar tingkatan ini perlu digalakkan dalam upaya memperkuat (strengthening) dan untuk mangkin memantapkan pelaksana survailans epidemiologi untuk menjamin pelayanan yang lebih baik kepada seluruh lapisan masyarakat, baik dalam keadaan biasa maupun dalam keadaan kedaruratan (emergency).

Contoh Penerapan Survailans Epidemiologi
Dalam tiga dasa warsa terakhir ini berbagai penyakit infeksi baru yang disebut New Emerging Infectious Diseases telah muncul di dunia. Dalam pada itu dalam delapan tahun terakhir ini telah muncul pula issue tentang bioterorisme. Sejak Desember 2003 kita telah mendengar laporan munculnya penyakit sapi gila pada ternak di Amerika Utara yang dapat menyerang manusia dalam bentuk Crutzfeld Jacob Disease . Kita juga telah mendengar laporan tentang meningkatnya kejadian influenza di Amerika dan Eropa serta wabah flu burung atau avian flu pada ternak unggas di beberapa negara Asia bahkan sudah menyerang sebagian besar wilayah Indonesia dimana penyakit ini juga menyerang manusia yang ternyata serotype nya H5N1. Penerapan survailans epidemiologi dalam komitmen untuk mengumpulkan data gejala influenza yang dikenal sebagai Influenza Like Illnes (ILI) Survailans untuk memantau kemunculan berbagai penyakit saluran nafas seperti flu burung dan SARS meliputi pola penyebarannya, kelompok resikonya, resiko yang ditimbulkannya, pencegahannya dan sistem monitoring dan penanggulangan wabah. Penerapan Accute Flaccid Paralyses Survailans untuk pelaksanaan program eradikasi polio dimana informasinya diperlukan secara nasional.
Kasus wabah nipah virus sekitar tahun 2003 yang melanda dan menyebar di 32 negara termasuk Malaysia dan Bangladesh. Dengan survailans epidemiologi maka dapat diketahui pola penularan nipah vurus di Malaysia adalah melalui mekanisme sbb: kalelawar makan jambu, kemudian jambu jatuh dan kemudian dimakan babi yang selanjutnya daging babi tersebut dimakan manusia sehingga menusia tersebut sakit. Sedangkan di Bangladesh mekanismenya sbb: kalelawar memakan jambu, jambu jatuh dan selanjutnya dimakan manusia (anak-anak) kemudian anak tersebut sakit.
Surveilans cakupan imunisasi dan KIA setiap bulan dan tahun dalam hal ini peranan surveilans adalah dalam pengumpulan data setelah pelaksanaan program imunisasi meliputi : cakupan, jumlah sasaran, kelopok umur, dll. Kemudian data diolah, dianalisis sehingga menjadi informasi untuk perencanaan program imunisasi dan KIA, penanggulangan & pencegahan penyakit yang ditemui apalagi menyangkut penyakit anak yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). Survailans sebagai monitoring berperan dalam : monitor pelaksanaan program imunisasi dan pengawasan KIA untuk mengurangi angka morbiditas anak dan ibu.
Penggunaan surveilans untuk mendeteksi outbreak disentri pada suatu wilayah kerja puskesmas dan untuk memonitor performa dan efektivitas program
pengendalian TB menunjukkan grafik sebagai berikut:
image006image004

Dari grafik ini kita dapat menganalisa, dan mengambil kebijakan tindakan apa yang dapat dilakukan dari hasil pendataan dan interpretasi data dengan begitu tindakan yang akan diputuskan akan lebih tepat sasaran.

image008
Grafik 3 merupakan data ABJ (Angka Bebas Jentik) dari pemantauan warga melalui perkumpulan Dasawisma.
image010
Dari grafik hasil survailans tentang kasus DBD & ABJ tersebut dapat dibuat interpretasi terhadap data berupa:
1. Bagaimana Grafik_2 dibaca..?
2. Bagaimana hubungan curah hujan dan kejadian kasus DBD..?
3. Bagaimana pendapat kita, masalah potensial apa yang terjadi berdasarkan Grafik‐2 dan grafik‐3 diatas..? .
Walaupun dalam makalah ini tidak saya tampilkan bagaimana cara membacanya dan hasil interpretasinya tetapi ini adalah contoh penerapan survailans epidemiologi semoga Pembaca dapat mengetahui gambaran penggunaan survailans epidemiologi tersebut dapat dalam banyak tampilan dan untuk lebih jelasnya dapat belajar lebih lanjut melalui pelatihan Survailans Epidemiologi dan saya berharap pemerintah dan pengambil kebijakan dapat memfasilitasi pelatihan tersebut kepada petugas yang ditunjuk untuk menjadi Tim Survailan Epidemiologi.
Belajar dari berbagai kejadian dan contoh diatas tampak bahwa peranan survailans epidemiologi sangat menentukan dalam upaya memutuskan rantai penularan suatu penyakit, Survailans juga tidak harus memonitoring terhadap penyakit tertentu. Survailans faktor resiko tertentu, misalnya kualitas air atau kualitas udara, juga dapat dilakukan secara nasional. Hanya saja, dalam skala global survailans faktor risiko, kecuali air, tidak banyak upaya-upaya global untuk mengetahui kualitas lingkungan. Upaya kerjasama dalam hal kualitas udara, atau paremeter iklim seringkali di program melalui kerjasama di luar sektor kesehatan. Situasi ini menunjukkan bahwa peranan survailans epidemiologi serta jejaring, kemitraan dan kerjasama di antara kita semua sangat diperlukan, bukan hanya untuk melayani masyarakat tetapi juga untuk melindungi keluarga kita dan bahkan diri kita sendiri.

Strategi Aplikasi Survailans Epidemiologi
Kemampuan menyediakan data yang cepat,akurat, lengakap dan mudah merupakan harapan yang harus segera diwujudkan untuk menurunkan secara bermakna morbiditas dan mortalitas akibat endemic/epidemik penyakit menular maupun penyakit tidak menular sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari upaya penyelenggaraan upaya kesehatan dalam mewujudkan tujuan mencapai Indonesia sehat 2015.
Dengan pendekatan program yang membutuhkan penguatan sistem survailan epidemiologi tersebut dalam rangka membangun sistem kesehatan yang berbasis desentralisasi dan pelayanan kesehatan yang berkualitas, antisipatif, responsif, proaktif, efisien dan efektif dengan perhatian pada kelompok masyarakat dan secara teknis menyentuh semua aspek dan unsur yang terlibat dalam survailans epidemiologi, maka dipastikan sistem pengamatan penyakit akan berjalan dengan baik dan berhasil guna.
Strategi yang perlu diambil dalam upaya penguatan system dalam menerapkan survailans epidemiologi ini adalah sebagai berikut:
1.Penemuan sebab ( cause fiding) kegagalan, risk factor dan kendala tehnis survailans epidemiologi secara analitis dan komprehensif
2.Menyediakan dan memfasilitasi forum komunikasi kajian epidemiologi melalui diskusi, seminar, lokakarya dan kegiatan lainnya yang bersifat lokal, regional, nasional maupun internasional.
3.Memberikan konsultasi teknis dan pelatihan secara sitematis dan praktis dalam bidang penelitian, pelatihan, advokasi dan pembelajaran.
4.Membentuk jejaring komunikasi ( net working) dan pemantapan sistem informasi kesehatan dari dan ke seluruh tingkata administrasi manajemen pelayanan kesehatan.
5.Pemantapan fungsi Tim Epidemiologi Kabupaten/kota dan propinsi
6.Penerbitan media berkala bulletin epidemiologi
7.Menciptakan survailans yang memiliki harmonisasi dalam metodelogi dan defenisi kasus dengan standar operating procedures baku dengan sistem evaluasi dalam kendali mutu pelaksanannya
8.Survailans epidemiologi yang dilakukan harus berorientasi program bukan project oriented dan bersipat berkesinambungan serta pengambilan keputusannya harus dilakukan secara simultan atau terintegrasi
9.Pelaksanaan desseminasi dan publikasi data survailans dan informasi kesehatan harus berjalan semestinya agar tujuan desseminasi tercapai untuk menciptakan sistem desseminasi yang efektif
10.Advokacy kepada para pembuat keputusan pemerintah dan stekeholder terkait lainnya
11.Pemantapan manajemen kegiatan survailans.

Ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan menyangkut pentingnya penyeleng-garaan pusat data penyakit dan informasi kesehatan:
a.Akses terhadap informasi cepat, dipercaya menyangkut penyakit dan kesehatan adalah hak rakyat (access to timely and reliable information on health and diseases is a citizen’s right) ini merupakan kunci dalam penyelenggaraan sistem informasi kesehatan
b.Pengambilan keputusan yang rasional, penetapan prioritas menyangkut kesehatan masyarakat sangat membutuhkan informasi tepat waktu dan akurat
c.Penyediaan bahan obat/farmasi dilakukan berdasrkan data epidemiologi tidak dilakukan berupa kebutuhan pokok kontinyu.
Teknologi internet yang sekarang ini semamgkin baik, dan sistem teknologi yang semangkin lengkap dikemas dengan kemampuan manajemen yang teratur akan mampu menyediakan informasi pelayanan yang mampu menjawab kebutuhan dokter, pasien dan masyarakat serta institusi pelayanan kesehatan lainnya sehingga dapat digunakan sebagai sarana survailans.
Semoga Allah memberi kekuatan kepada kita dalam penyelenggaraan sistem pelayanan kesehatan yang baik dan berguna bagi pencapaian Indonesia sehat 2015.
Kepuatakaan:
Seksi Ilmiah, 2004 : Strategi Pemantapan Aplikasi Survailns Epidemiologi Dalam Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesi Sehat 2010 pada Simposium Survailans Kesehatan Epi-Treat Unit Program Pascasarjana USU
Achmadi Fahmi Umar, 2008: Horison Baru Kesehatan Masyarakat Di Indonesia , Penerbit Rineka Cipta, Jakarta
Achmadi Fahmi Umar. 2005. Manajemen Penyakit Berbasis, Penerbit Buku Kompas, Jakarta
Intisari Epidemiologi. Jakarta; Mitra Cendikia press.
Bhisma Mukti, 2008: Survailans Kesehatan Masyarakat ,. Pdf

Tinjauan Kegawatdaruratan Psikiatri

Gambar Posted on Updated on

TINJAUAN KEGAWATDARURATAN PSIKIATRI
Oleh: Elvi Zuliani, SKM

logo-sehati-psd.jpg
PENDAHULUAN
Dewasa ini himpitan dan masalah sosial yang dihadapi masyarakat kian banyak dan berat, dalam menyikapi situasi dan kondisi ini berbagai pola dan prilaku yang ditunjukkan oleh masyarakat. Berbagai hal ini diketahui menimbulkan fenomena yang terkadang memerlukan perhatian dan bantuan pihak-pihak profesional dimana dapat dilihat diberbagai penayangan media akibat situasi dan masalah sosial tersebut banyak orang mengalami tekanan yang menimbulkan stress, depresi dan gangguan kejiwaan. Dalam hal ini yang perlu menjadi perhatian kita adalah gangguan kejiwaan yang membutuhkan penanganan segera yang kita golongkan keadaaan kegawatdaruratan psikiatri.
Kegawatdaruratan Psikiatrik merupakan aplikasi klinis dari psikiatrik pada kondisi darurat. Kondisi ini menuntut intervensi psikiatriks seperti percobaan bunuh diri, penyalahgunaan obat, depresi, penyakit kejiwaan, kekerasan atau perubahan lainnya pada perilaku. Pelayanan kegawatdaruratan psikiatrik dilakukan oleh para profesional di bidang kedokteran, ilmu perawatan, psikologi dan pekerja sosial. Permintaan untuk layanan kegawatdaruratan psikiatrik dengan cepat meningkat di seluruh dunia sejak tahun 1960-an, terutama di perkotaan.
Penatalaksanaan pada pasien kegawatdaruratan psikiatrik sangat kompleks. Para profesional yang bekerja pada pelayanan kegawatdaruratan psikiatrik umumnya beresiko tinggi mendapatkan kekerasan akibat keadaan mental pasien mereka. Pasien biasanya datang atas kemauan pribadi mereka, dianjurkan oleh petugas kesehatan lainnya, atau tanpa disengaja. Penatalaksanaan pasien yang menuntut intervensi psikiatrik pada umumnya meliputi stabilisasi krisis dari masalah hidup pasien yang bisa meliputi gejala atau kekacauan mental baik sifatnya kronis ataupun akut.

KEDARURATAN PSIKIATRI
Kedaruratan psikiatrik adalah suatu gangguan akut pada pikiran, perasaan, perilaku, atau hubungan sosial yang membutuhkan suatu intervensi segera (Allen, Forster, Zealberg, & Currier, 2002). Menurut Kaplan dan Sadock (1993) kedaruratan psikiatrik adalah gangguan alam pikiran, perasaan atau perilaku yang membutuhkan intervensi terapeutik segera. Dari pengertian tersebut, kedaruratan psikiatri adalah gangguan pikiran, perasaan, perilaku dan atau sosial yang membahayakan diri sendiri atau orang lain yang membutuhkan tindakan intensif yang segera. Sehingga prinsip dari kedaruratan psikiatri adalah kondisi darurat dan tindakan intensif yang segera. Berdasarkan prinsip tindakan intensif segera, maka penanganan kedaruratan dibagi dalam fase intensif I (24 jam pertama), fase intensif II (24-72 jam pertama), dan fase intensif III (72 jam-10 hari).
1.Fase intensif I
Fase intensif I adalah fase 24 jam pertama pasien dirawat dengan observasi, diagnosa, tritmen dan evaluasi yang ketat. Berdasarkan hasil evaluasi pasien maka pasien memiliki tiga kemungkinan yaitu dipulangkan, dilanjutkan ke fase intensif II, atau dirujuk ke rumah sakit jiwa.
2.Fase intensif II
Fase intensif II perawatan pasien dengan observasi kurang ketat sampai dengan 72 jam. Berdasarkan hasil evaluasi maka pasien pada fase ini memiliki empat kemungkinan yaitu dipulangkan, dipindahkan ke ruang fase intensif III, atau kembali ke ruang fase intensif I.
3.Fase intensif III
Fase intensif III pasien di kondisikan sudah mulai stabil, sehingga observasi menjadi lebih berkurang dan tindakan-tindakan keperawatan lebih diarahkan kepada tindakan rehabilitasi. Fase ini berlangsung sampai dengan maksimal 10 hari. Merujuk kepada hasil evaluasi maka pasien pada fase ini dapat dipulangkan, dirujuk ke rumah sakit jiwa atau unit psikiatri di rumah sakit umum, ataupun kembali ke ruang fase intensif I atau II.
Klasifikasi Kegawatdaruratan Psikiatri adalah:
1.Tidak berhubungan dengan kelainan organik:
Diantaranya gangguan emosional akut akibat dari antara lain; kematian, perceraian, perpisaan , bencana alam, pengasingan dan pemerkosaan.
2.Berhubungan dengan kelainan organik antara lain akibat dari; trauma kapitis, struk, ketergantungan obat, kelainan metabolik, kondisi sensitivitas karena obat
Penyebabnya Kegawatdaruratan Psikiatri:
1.Tindak kekerasan
2.Perubahan perilaku
3.Gangguan penggunaan zat
Kedaruratan Psikiatri à Adalah tiap gangguan pada pikiran, perasaan dan tindakan seseorang yang memerlukan intervensi terapeutik segera .
Diantaranya yang sering adalah
1.SUICIDE (BUNUH DIRI)
2.VIOLENCE AND ASSAULTIVE BEHAVIOR (PERILAKU KEKERASAN DAN MENYERANG).
Bunuh diri
Di Amerika tiap tahun kasus bunuh diri yang berhasil mencapai 30.000 orang per
tahun dimana dilaporkan bahwa angka yang mencoba bunuh diri sekitar 8 – 10x
lebih besar dari yang berhasil melakukannya
 Di Indonesia belum ada data yang tepat yang melaporkan jumlah kejadian kasus
bunuh diri.
Literatur menunjukkan à 95% kasus bunuh diri berkaitan dengan masalah kesehatan
jiwa diantaranya : 80% Depresi,10% Skizofrenia, 5% Dementia/Delirium, 5% diagnosa
ganda yang berkaitan dengan Ketergantungan Alkohol
 Menurut Adam.K mereka yang mempunyai resiko tinggi untuk terjadinya bunuh diri adalah:
•Pria , usia diatas 45 tahun, tidak bekerja, bercerai atau ditinggal mati pasangan hidupnya
•mempunyai riwayat keluarga yang bermasalah, mempunyai penyakit fisik kronis
•mempunyai gangguan kesehatan jiwa ,Hubungan sosial yang buruk baik terhadap keluarga/lingkungan ,cenderung mengisolasi diri
Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk menduga adanya resiko bunuh diri:
Adanya ide bunuh diri/percobaan bunuh diri sebelumnya
Adanya kecemasan yang tinggi, depresi yang dalam & kelelahan
Adanya ide bunuh diri yang diucapkan
Ketersediaannya alat atau cara untuk bunuh diri
Mempersiapkan warisan terutama pada pasien depresi yang agitatif
Adanya krisis dalam kehidupan baik fisik maupun mental
Adanya riwayat keluarga yang melakukan bunuh diri
Adanya kecemasan terhadap keluarga jika terjadi bunuh diri
Adanya keputus-asaan yang mendalam
Tindakan awal:
DOKTER KELUARGA /UMUM àLakukan pertolongan pertama jika diperlukan Berikan penjelasan ke keluarga pasien tentang kondisinya
Rujuk pasien ke RS terdekat
Tatalaksana:
Pencegahan yang utama
Hospitalisasi tergantung :
Diagnosis, Beratnya Depresi, Kuatnya ide bunuh diri
Kemampuan pasien dan keluarga mengatasi masalahnya
Keadaan kehidupan pasien
Tersedianya support sosial bagi pasien
Ada tidaknya faktor resiko bunuh diri pada saat kejadian

Perilaku kekerasan & menyerang (mania)
Paling penting tentukan:
Gangguan Fisik? Gangguan Mental?
Mental
Gangguan proses pikir misal Skizofrenia, Waham paranoid, Halusinasi perintah membunuh / menyerang
Gangguan kepribadian : Ambang, Antisosial, Histrionik
Intoksikasi obat / alkohol, Gejala putus obat
Gangguan organik
Gangguan Manik/Episode Manik
Depresi Agitatif/Episode Depresi
Gangguan Cemas
Reaksi Ekstra Piramidal
Tanda-tanda adanya perilaku kekerasan yang mengancam:
Kata-kata keras/kasar atau ancaman akan kekerasan
Perilaku agitatif
Membawa benda-benda tajam atau senjata
Adanya pikiran dan perilaku paranoid
Adanya penyalah gunaan zat/intoksikasi alkohol
Adanya halusinasi dengar yang memerintahkan untuk melakukan tindak kekerasan
Kegelisahan katatonik
Episode Manik
Episode Depresi Agitatif
Gangguan Kepribadian tertentu
Adanya penyakit di Otak ( terutama di lobus frontal )
Hal yang perlu diperhatikan:
Adanya ide-ide kekerasan disertai rencana dan sarana yang tersedia
Adanya riwayat kekerasan sebelumnya
Adanya riwayat gangguan impuls termasuk penjudi, pemabuk, penyalahgunaan zat psikoaktif,percobaan bunuh diri ataupun melukai diri sendiri, Psikosis.
Adanya masalah dalam kehidupan pribadi yang nyata Dokter keluarga/dokter umum
Masalah fisik? à Rujuk RS yang lengkap fasilitasnya
Masalah mental? à Rujuk ke RS Jiwa/perawatan jiwa
Jika kondisi gaduh gelisah murni karena masalah mental tidak terlalu berat & cukup kooperatif dapat diberikan:
*Haloperidol 0,5 – 1,5mg 3x/h
*Chorpromazine 25 mg 3x/h
*Diazepam 2,5 – 5mg 3x/h atau lorazepam 0,5 – 1mg 3x/h
*Risperidone 0,5 – 1mg 2x/h
*Olanzepine 5mg 1x/h
*Quetiapin 25mg 2x/h
*Clozapin 25mg 2x/h
*Anipriparole 10mg 1x/h
*K.I: antipsikotik untuk pasien trauma kepala à rujuk RSU
pertologan gangguan jiwa
STRATEGI UMUM PEMERIKSAAN PASIEN KEGAWATDARURATAN PSIKIATRI:
1.Perlindungan diri pemeriksa
2.Mencegah bahaya:
– Melukai diri sendiri dan bunuh diri
– Kekerasan terhadap orang
3.Adakah disebabkan kondisi medik?
4.Adakah kemungkinan psikosis fungsional?
INTERVENSI KEPERAWATAN:
Intervensi keperawatan pada klien kegawatdaruratan psikiatri difokuskan pada beberapa hal sesuai dengan tujuan dan diagnosa yang sudah ditetapkan. Pada dasarnya intervensi difokuskan pada :
1.Lingkungan
2.Hubungan perawat-klien
3.Afektif
4.Kognitif
5.Prilaku
6.Sosial
7.fisiologis
Intervensi Lingkungan: Dalam merawat klien depresi, prioritas utama ditujukan pada potensial bunuh diri. Klien yang mania juga merupakan ancaman terjadinya kecelakaan. Klien memiliki daya nilai yang rendah, senang tindakan yang risiko tinggi, tidak mampu menilai realitas yang berbahaya dan konsekuensi dari perilakunya. Keadaan ini berindikasi untuk menempatkan klien pada tempat yang aman, misalnya: dilantai dasar, perabotan yang sederhana, kurangi rangsangan, suasana yang tenang untuk mengurangi stres dan panik klien
Hubungan Perawat- Klien: Perawat perlu mempunyai kesadaran diri dan kontrol emosi serta pengertian yang luas tentang depresi dan mania. Bekerja dengan klien depresi pendekatan perawat adalah hangat, menerima, diam yang aktif, jujur, empati. Sering intervensi ini sukar dipertahankan karena klien tidak memberi respons. Hubungan saling percaya yang terapeutik perlu dibina dab dipertahankan. Bicara lembut, sederhana dan beri waktu pada klien untuk berpikir dan menjawab.Berbeda dengan klien mania yang sangat senang bicara, manipulatif, hiperaktif, konsentrasi rendah dan singkat, pikiran meloncat, penilaian miskin. Klien mungkin mendominasi dan memanipulasi klien dan kelompok. Batasan yang konstruktif diperlukan untuk mengontrol perilaku klien.
Intervensi Afektif: sangat penting karena klien sukar mengekspresikan perasaanya. Kesadaran dan kontrol diri perawat pada dirinya merupakan sarat utama. Pada klien depresi, perawa harus mempunyai harapan bahwa klien akan lebih baik. Sikap perawat yang menerima klien, hangat, sederhana akan mengekspresikan pengharapan pada klien. Perawat bukan menggembirakan dan mengatakan tidak perlu khawatir, tetapi menenangkan dan menerima klien. Mendorong klien mengekspresikan pengalaman yang menyakitkan dan menyedihkan secara verbal akan mengurangi intensitas masalah yang dihadapinya danmetaskan kehidupan lebih berarti. Jadi, intervensi pertama adalah membantu pasien mengekspresikan perasaannya, kemudian dilanjutkan dengan intervensi yang berfokus pada kognitif, perilaku atau sosial. Klien depresi dan mania yang diizinkan mengekspresikan marah, ketidakpuasan, kecemasan merasakan pengalaman baru, dan kemudian perawat membantu untuk menganalisis dan menyadari perasaannya dan selanjutnya bersama-sam mencari alternatif pemecahan masalah sehat dan konstruktif.
Intervensi Kognitif: intervensi ini bertujuan untuk meningkatkan kontrol diri klien pada tujuan dan perilaku, meningkatkan harga diri dan membantu klien memodifikasi harapan yang negatifKlien depresi yang memandang dirinya negatif perlu dibantu untuk mengkaji perasaannya, dan identifikasi maslah yang berhubungan.
Pikiran negatif yang ada harus diubah melalui beberapa cara:
1.Identifikasi semua ide, pikiran yang negatif
2.Identifikasi aspek positif dari dirinya( yang dimiliki, kemampuan, keberhasilan, kesempatan)
3.Dorong klien menilai kembali persepsi, logika, rasional
4.Bantu klien berubah dari tidak realitas kerealitas, dari persepsi yang salah atau negatif ke persepsi positif
5.Sertakan klien aktivitas yang memperlihatkan hasil. Beri penguatan dan pujian akan keberhasilannya.
Intervensi Perilaku: intervensi berfokus pada mengaktifkan klien yang diarahkan pada tujuan yang realistik. Memberi tanggung jawab secara bertahap dalam aktivitas di ruangan. Klien depresi berat dengan penurunan motivasi perlu dibuat aktivitas yang terstruktur. Beri penguatan pada aktivitas yang berhasil.
Intervensi Sosial: Masalah utama dalam intervensi ini adalah kurangnya keterampilan berinteraksi. Untuk itu diperlukan preses belajar membina hubungan yang terdiri dari:
1.Mengkaji kemampuan, dukungan dan minat klien
2.Mengobservasi dan mengkaji sumber dukungan yang ada pada klien
3.Membimbing klien melakukan hubungan interpersonal. Dapat dengan role model, role play, dengan mencoba pengalaman hubungan sosial yang lalu
4.Beri umpan balik dan penguatan hubungan interpersonal yang positif
5.Dorong klien untuk memulai hubungan sosial yang lebih luas (keluarga, klien lain).
Intervensi Fisiologis: Tujuan intervensi ini adalah meningkatkan status kesehatan klien. Makanan, tidur, kebersihan diri, penampilan yang terganggu memerlukan perhatian perawat. Dalam hal istirahat, klien depresi takut sehingga memerlukan dukungan. Klien mania yang selalu segar dan tidak pernah ngantuk, perlu diberi suasana yang mendukung dengan peraturan yang konstruktif.
EVALUASI
Efektifitas asuhan keperawatan dapat dilihat dari perubahan respon maladptif. Klien akan dapat:
1.Menerima dan mengakui perasaannya dan perasaan orang lain.
2.Memulai kuminikasi
3.Mengontrol perilaku sesuai dengan keterbatasannya (tidak manipulatif)
4.Mempergunakan proses pemecahan masalah.

Kepustakaan;
Keliat Budi Anna,1992 Kedaruratan Pada Gangguan Alam Perasaan, Penerbit Arcan, Jakarta
Dr, NongLumingkewas, 1990 Text Book Psikiatri
Anira Forrever, Makalah PICU (Psychiatric Intensive Care Unit)

Gangguan Kehamilan

Gambar Posted on Updated on

GANGGUAN KEHAMILAN Oleh: Elvi Zulianilogo-sehati-psd.jpg

Gangguan Kehamilan adalah kumpulan gejala dan tanda (syndroma ) yang dialami oleh wanita selama hamil yang menimbulkan ketidak amanan dan rasa tidak nyaman, bahkan dapat membahayakan kehamilan, tumbuh kembang janin dalam kandungan, proses persalinan yang berbentuk atau berupa penyakit-penyakit yang menyertai kehamilan. Gangguan  kehamilan berupa keluhan atau gejala yang timbul bersamaan dengan kehamilan yang dapat mengganggu kesehatan dan keselamatan ibu dan janin dalam kandungan yang terjadi selama ibu hamil baik pada trimester I, II maupun trimester III.

 Gangguan kehamilan

 

Gangguan Kehamilan yang sering dialami oleh ibu hamil ada beberapa jenisJenis gangguan kehamilan beragam, dari yang ringan sampai yang berat. Semua jenis gangguan kehamilan dapat diatasi. Beberapa di antaranya sebetulnya sudah dapat dicegah. Upaya pencegahan dapat dilakukan melalui pemeriksaan kehamilan rutin / Antenatal care (ANC) Sekurang-kurangnya 6 kali selama kehamilan. Menjaga kesehatan dan berolahraga ringan dapat mengurangi dan menghilangkan gangguan kehamilan tersebut. Bila gangguan kehamilan tak kunjung hilang kami sarankan agar anda segera menghubungi dokter kandungan dan bidan. Dapat saja keluhan ibu hamil tersebut merupakan pertanda awal dari bahaya kehamilan yang tidak bisa disepelekan.

Gangguan kehamilan yang dapat kami rangkum untuk anda adalah sebagai berikut :
1. Mual- Muntah:
Sekitar 50% wanita hamil mengalami mual-mual, dan beberapa sampai muntah-muntah. Keluhan ini terjadi dalam 12 minggu pertama kehamilan, biasanya menghilang pada akhir waktu tersebut. Tapi kadang-kadang muncul kembali menjelang akhir kehamilan yang disebabkan oleh kepekaan terhadap hormon kehamilan. Hal ini akan diperberat bila si ibu terlalu cemas atau mengalami tekanan emosional. Kebanyakan mual – mual ini dapat diatasi dengan cara sederhana, komposisi makanan yang tidak mengandung lemak, karbohidrat rendah akan dapat mengurangi mual-mual.
Penyebab Mual – Muntah pada ibu Hamil
Kadar hormon HCG dan estrogen yang meningkat drastis pada trimester pertama akan memicu bagian otak yang mengontrol mual dan muntah. Selain itu, saluran cerna juga menjadi terdesak karena memberi ruang untuk janin tumbuh. Akibatnya terjadi refluks asam ( keluarnya asam dari lambung ketenggorokan) dan lambung bekerja lebih lambat menyerap makanan, sehingga menyebabkan mual dan muntah
Contoh diet yang disesuaikan untuk ibu hamil:
Ketika bangun tidur: Seiris toast atau 2 biskuit kering crecker, dengan minuman teh encer.
8.00 : Sarapan ringan dengan sereal atau toast dengan selai atau madu , dan mungkin teh ringan jika calon ibu merasa dapat memakan lebih banyak, diet dapat disesuaikan dengan kebutuhannya
10.00 : Toast dengan segelas susu, teh atau sari buah
12.30 : Makan siang. Sop dengan toast atau cream
crecker, beras atau mie dengan sayuran rebus
15.30 : Teh, Toast, selai, jus buah dan kue basah
18.30 : Makan malam. Daging atau ayam, sayuran hijau,
kentang, salad dan puding beras
21.30 : Minum teh, coklat, susu hangat atau susu soda
Jam tidur: Segelas minum dan cream creaker jika calon ibu bangun ditengah malam
Jika mual-mula begitu mengganggu semisal muntah terjadi berlebihan sampai 7 kali dalam sehari, kondisi ibu menjadi lemah, tidak selera makan, BB menurun dan nyeri ulu hati. Keadaan ini tidak boleh dibiarkan. Mintalah bantuan bidan atau dokter, kemungkinan ibu hamil sedang mengidap penyakit berat dan memerlukan perawatan rumah sakit Tetap dalam beberapa kasus mual-muntah, obat –obatan dapat membantu calon ibu merasa lebih enak dan mengatasinya dengan lebih mudah. Pengobatan tradisional : jahe, P6 acupressure. Obat-obatan : antihistamin (antialergi) (seperti cyclizine atau meclozine) akan membantu., vitamin B6 cukup efektif namun hati-hati terhadap efek samping, vitamin B12 efektif mengurangi mual dan muntah namun belum diteliti keamanannya. Dalam kasus yang lebih parah, khususnya muntah-muntah yang menggangu obat bernama metoclopramide yang diminum 3 kali sehari bisa membantu. Tetapi bila keadaan muntah-muntah berlebihan maka kondisi ini disebut hyperemesis gravidarum , hal ini butuh penanganan khusus dan mendapatkan terapi infus. Jika tidak dikoreksi akan buruk akibatnya/pengaruhnya terhadap anak di kandungan maupun pada diri ibu sendiri.Sekitar 1,5% -2% ibu hamil mengalami keadaan Hyperemesis gravidarum ini. Gangguan ini memiliki gejala: muntah terus, lebih dari 3-4 kali sehari. Ibu tidk nafsu makan sama sekali BB ibu pun turun 2 -3 Kg dalam seminggu, kekurangan cairan, gangguan elektrolit, lemah dan tidak bertenaga, hingga mengganggu aktivitas sehari-hari.

2. Keram Perut Saat Hamil
Saat hamil terkadang muncul rasa keras dan kram disekitar daerah perut. Hal ini biasanya terjadi pada ibu hamil dan umumnya tidak membahayakan, meski demikian tak berarti boleh dibiarkan sampai menimbulkan rasa sakit berkepanjangan. Kalau intensitas dan kekerapananya tinggi sebaiknya segera periksakan ke dokter jangan tunggu sampai sakit.
Istilah kram perut sebenarnya tidak dikenal dalam medis, yang ada adalah kontraksi dalam kehamilan. Keadaan ini adalah wajar yang menandakan bahwa didalam rahim terdapat benda hidup lainnya. Kontraksi ini merupakan reaksi fisiologis dari rahim secara periodik karena rahim sedang berisi. Kontraksi mulai dirasakan sejak trimester kedua kehamilan. Dan umumnya terjadi sesekali saja. Jika menimbulkan rasa sakit tetap harus diwaspadai karena kram yang berkelanjutan sampai sakit bisa menyebabkan keguguran atau kelahiran premature. Saat hamil terkadang muncul rasa keras dan kram disekitar daerah perut. Hal ini biasanya terjadi pada ibu hamil dan umumnya tidak membahayakan, meski demikian tak berarti boleh dibiarkan sampai menimbulkan rasa sakit berkepanjangan. Kalau intensitas dan kekerapananya tinggi sebaiknya segera periksakan ke dokter jangan tunggu sampai sakit.
Sakit perut yang dialami ibu hamil dikatakan normal jika selama awal kehamilan, biasanya akan mengalami perasaan berat pada perut dan sedikit sakit, seperti saat menjelang haid. Ini lebih disebabkan pengaruh meningkatnya hormon progesterondan relaxin,yang membuat sambungan –sambungan tulang disekitar rahim agak merenggang. Namun ini seharusnya sudah menghilng pada saatkehamilan berusia 10- 12 minggu
Penyebab Kram
Rasa kram timbul disebabkan oleh gangguan asupan oksigen ke rahim sehingga terjadi kekurangan oksigen. Jika asupan oksigen tidak lancar, aliran darah pun menjadi tidak lancar. Inilah yang menimbulkan rasa sakit.
Sebenarnya janin dalam perut dilingkupi oleh ari-ari sehingga saat rahim berkontraksi darah pun terhambat alirannya ke dalam janin. Jika intensitas dan frekuensi kontraksi cukup tinggi cadangan oksigen ari-ari pun bisa berkurang atau bahkan habis.
Kontraksi dianggap normal ketika memasuki usia 37- 40 minggu, yakni minggu-minggu mendekati kelahiran. Bila kram perut sering muncul diusia kehamilan kurang dari 20 minggu, di khawatirkan bisa menyebabkan keguguran. Kram berat yang terjadi di salah satu sisi perut bagian bawah, di bulan 1 -3 pertama kehamilan bisa jadi tanda kehamilan ektopik, khususnya jika ibu mengalami perdarahan atau flek berwarna kecoklatan, rasa sakit pada bahu disisi yang sama dengan bagian perut yang sakit atau merasa sakit saat berhubungan seks. Setiap kehamilan punya resiko untuk itu, terutama ibu hamil dengan kelebihan berat badan maupun yang berat badannya sagat kurang. Kontraksi yang masih dianggap wajar adalah berlangsuang sesaat saja atau masih dalam hitungan 1-3 menit saja.
Ada cara mudah yang dianjurkan untuk mengurangi kram atau kontraksi yang berlangsung yaitu dengan menghentikan segala kegiatan yang sedang dilakukan segera dan segeralah istirahat.Pada bulan-bulan akhir kehamilan, rasa sakit yang parah di perut bagian bawah yang tidak hilang meskipun sudah istirahat mungkin pertanda ibu mengalami p;acenta abruption yaitu lepasnya plasenta dari dinding rahim
Gangguan asupan oksigen itu disebakan oleh berbagai factor yang salah satunya adalah aktifitas ibu hamil yang berlebihan, karena kegitan yang berlebihan dapat membuat daya serap oksigen lemah. Penyebab lain adalah asupan gizi ibu hamil yang kurang bagus, sehingga ibu kekurangan energi untuk mengantarkan darah dan oksigen ke rahim.
Terakhir yang menjadi penyebab adalah faktor emosi. Keadaan jiwa seseorang saat hamil sangat mempengaruhi keseluruhan proses kehamilan. Oleh karena itu stress dapat memicu gangguan asupan oksigen.
Penanganan. Dengan melakukan konsultasi dokter dan pemeriksaan CTG dan pemberian obat-obatan untuk melebarkan pembuluh darah, selain itu ibu hamil sebaiknya tidak terlalu banyak aktifitas karena akan menimbulkan kelelahan dan ketegangan.
3. Heart burn
Heart burn adalah sensasi rasa panas atau rasa tidak nyaman yang dirasakan dibalik tulang dada,atau tenggorokan, atau keduanya.
Penyebab heart burn pada kehamilan masih belum jelas namun diperkirakan disebabkan oleh perubahan hormonal yang mengganggu pergerakan lambung dan berakibat refluks gastroesofageal. Hal ini terjadi karena perubahan hormonal tersebut menyebabkan pergerakan saluran cerna menjadi lebih lama. Selain itu, pembesaran rahim juga dapat menekan perut dan mendorong asam lambung untuk keluar ke atas. Heart burn dapat diikuti dengan regurgitasi asam dari lambung yang mencapai tenggorokan atau mulut dan mengakibatkan rasa asam atau pahit di mulut. Keluhan ini tidak akan mempengaruhi kehamilan, dan pengobatan yang dilakukan adalah untuk mengurangi gejala yang terjadi.

Heart burn adalah keluhan yang sering terjadi selama kehamilan. Modifikasi gaya hidup yang dianjurkan adalah memperbaiki postur, mempertahankan posisi berdiri terutama setelah makan, tidur dengan posisi kepala lebih tinggi, dan modifikasi diet seperti makan makanan dalam jumlah kecil, mengurangi makan makanan berlemak dan makanan yang dapat mengiritasi lambung seperti kafein.

Penanganan
•Makan makanan dalam porsi kecil anitidine 3 kali makan dalam porsi besar
•Makan perlahan-lahan
•Minum minuman hangat seperti teh
•Hindari makan makanan yang pedas, aniti-gorengan
•Jangan berbaring segera setelah makan
•Pertahankan posisi kepala di tempat tidur lebih tinggi dibandingkan kaki. Atau letakkan bantal dibawah bahu untuk mencegah naiknya asam lambung ke tenggorokan
•Jangan mencampur makanan berlemak dengan makanan manis dalam satu waktu dan coba untuk pisahkan makanan cair dan padat
•Obat-obatan. Pilihan terapi obat-obatan untuk heart burn adalah anitid, H2 reseptor antagonis, dan panghambat pompa proton. Obat-obatan ini digunakan untuk mengurangi gejala refluks asam. Antasid dapat menetralisir asam lambung dan dapat digunakan untuk mengurangi gejala heart burn. H2 reseptor antagonis seperti anitidine, dapat mengurangi produksi asam lambung, dilaporkan cukup efektif dan aman buat wanita hamil. Penghambat pompa proton seperti omeprazole dapat menekan produksi asam lambung.
4. Anemia
Anemia Gizi : adalah kekurangan kadar haemoglobin (Hb) dalam darah yang disebabkan karena kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk pembentukan Hb tersebut. Di Indonesia sebagian besar anemia ini disebabkan karena kekurangan zat besi (Fe) hingga disebut Anemia Kekurangan Zat Besi atau Anemia Gizi Besi.
Di negara berkembang pada umumnya, meskipun uji coba menunjukkan seorang wanita hamil menderita anemia, namun jumlah wanita hamil yang menderita anemia sesungguhnya, sedikit. Hal ini sebagian disebabkan selama kehamilan, terjadi peningkatan volume darah total (Haemodilusi), sehingga seakan-akan darah calon ibu tampak kekurangan/anemia. Tapi anemia yang sesungguhnya dapat menimbulkan masalah pada ibu hamil. Karena itu , dokter secara rutin mrengukur kadar hemoglobin dalam darah dan melakukan beberapa pengujian terhadap contoh darah yang sama. Biasanya pengujian dilakukan pada kunjungan pertama, dan pengujian berikutnya pada kehamilan kira-kira 28 minggu.
Anemia sering ditandai dengan wajah ibu yang pucat, mata merah dan telapak tangan pucat, cepat lelah, lemah dan lesu kemungkinan ibu hamil menderita kurang darah. Sel-sel darah merah kekurangan unsur hemoglobin. Anemia yang berat bisa mengganggung jantung. Keluhan dimana sering berdebar pada pasien ini kemungkinan karena sudah sampai stadium membebani jantung.
Anemia kekurangan zat besi mudah diatasi dengan pemberian tambahan pil zat besi (sulfas ferosus), atau tablet penambah zat besi lainnya. Anemia dalam kehamilan berefek buruk pada kehamilan, selain juga berefek buruk pada janin yang dikandung. Pasokan zat asam janin kurang dari normal. Gangguan plasenta dan perdarahan pasca-persalinan sering terjadi pada ibu hamil yang anemia.Beberapa wanita, khususnya yang mengandung bayi kembar, memerlukan vitamin pencegah anemia bernama asam folic, namun kebanyakan yang lainnya tidak memerlukannya.
Keharusan ibu hamil untuk meminum tablet zat besi adalah sesering dia mengingatnya, kecuali bidan atau dokter menunjukkan dia mengalami anemia yang sesungguhnya sehingga memerlukan perawatan khusus dan penanganan di rumah sakit.
5.Konstipasi (sembelit)
Konstipasi adalah hambatan pengeluaran dari sisa-sisa makanan yang berkaitan dengan kesulitan BAB akibat tinja yang keras disertai dengan nyeri pada perut.
Penyebab
Konstipasi pada wanita hamil tidak hanya berkaitan dengan kurangnya asupan serat, namun juga berkaitan dengan peningkatan hormon progesteron yang menyebabkan berkurangnya pergerakan lambung dan meningkatnya waktu transit makanan di lambung. Selain itu penekanan rektum (bagian terbawah usus besar) akibat pembesaran rahim juga dapat menyebabkan konstipasi.

Suatu penelitian menyebutkan bahwa terjadinya konstipasi semakin berkurang dengan bertambahnya usia kehamilan. Gandum atau makanan yang mengandung serat efektif di dalam menangani konstipasi. Apabila nyeri perut dan konstipasi yang terjadi tidak ada perbaikan dengan asupan makanan berserat, maka penggunaan laksatif sebagai perangsang lebih efektif dibandingkan laksatif yang membentuk masa tinja. Efek samping penggunaan laksatif diantaranya adalah diare dan nyeri perut.

Penanganan
•Makan makanan berserat (roti gandum, buah, sayuran)
•Minum cairan dalam jumlah cukup (6 – 8 gelas air dan 1 -2 gelas jus per hari)
•Minum minuman hangat terutama di pagi hari
•Miliki waktu khusus untuk BAB dan hindari mengedan ketika BAB
•Ketika di toilet dapat melakukan gerakan duduk tegak dan bersandar sedikit kebelakang, naikkan lengan ke atas untuk mengaktifkan gerakan usus besar, bergerak dari samping ke samping untuk melancarkan gerakan usus, dan letakkan salah satu kaki di suatu kotak untuk menurunkan tekanan dari anus (dubur)
•Apabila memiliki pekerjaan yang mengharuskan duduk sepanjang waktu, berdirilah dan berjalan setiap jam atau kapanpun ada waktu
•Diskusikan penggunaan laksatif dengan dokter
6. Hemoroid
Hemoroid atau sering dikenal dengan wasir atau ambeien (pile)adalah penonjolan vena di sekitar anus (dubur) yang ditandai dengan perdarahan anorektal (daerah dubur dan rektum ), nyeri dan gatal di anus.
Keluhan ini lebih umum pada multigravidae (wanita yang pernah beberapakali mengandung), dan juga tampak terjadi di sejumlah keluarga. Keluhan yang lazim adalah pendarahan selama buang air besar, tonjolan lembut dirasakan selama pemakainan kertas toilet,atau sakit. Kadang-kadang hemoroid muncul untuk pertama kali setelah melahirkan, yang dirasakan tidak menyenangkan. Sembelit dan mengejan untuk mengosongkan perut menambah keluhan ini.
Penyebab
Asupan serat yang kurang dan kehamilan adalah faktor pencetus untuk terjadinya hemoroid. Penekanan pada rektum dan vagina akibat pertumbuhan dari bayi dapat menyebabkan hemoroid pada wanita hamil. Dalam suatu penelitian, dikatakan bahwa 8% wanita hamil mengalami hemoroid pada 3 bulan terakhir kehamilan.
Penanganan
Penanganan untuk hemoroid meliputi modifikasi makanan, krim (seperti Anusol-HC), pengobatan oral (lewat mulut), dan operasi. Belum ada bukti mengenenai keefektifan dan keamanan pengunaan krim untuk wanita hamil. Berdasarkan penelitian, ditemukan bahwa 84% wanita hamil mengalami perbaikan gejala setelah diberikan pengobatan oral. Pada kasus berat, terapi operasi dapat dilakukan. Operasi pada umumnya jarang dilakukan pada wanita hamil karena hemoroid akan mengecil dengan sendirinya ketika wanita tersebut melahirkan. Modifikasi gaya hidup wanita hamil dengan hemoroid :
•Minum air yang banyak dan buah-buahan dapat melunakkan tinja
•Hindari terjadinya konstipasi karena konstipasi dapat menyebabkan terjadinya hemoroid dan menyebabkannya terasa lebih sakit
•Hindari duduk atau berdiri dalam waktu lama, ubah posisi secara berkala
•Usahakan tidak mengedan ketika BAB
•Kompres dingin atau menggunakan es pada daerah pembesaran vena (anus) atau mandi dengan menggunakan air hangat beberapa kali sehari untuk mengurangi nyeri
•Hindari pakaian dalam yang ketat, celana ketat
•Diskusikan terapi hemoroid dengan dokter yang merawat
7. Bercak pada Vagina (Keputihan)
Peningkatan suplai darah dan hormonal menyebabkan peningkatan produksi cairan vagina. Kualitas dan kuantitas dari bercak vagina berubah ketika wanita tersebut hamil. Wanita umumnya memproduksi cairan vagina lebih banyak ketika hamil. Sekitar 30% calon ibu menyadari keputihan yang meningkat ini .Bercak vagina normal pada umumnya berwarna putih atau bening, tidak gatal atau terasa panas, tidak berbau, dan dapat terlihat berwarna kuning atau mengering pada pakaian dalam. Apabila bercak tersebut memiliki bau tidak enak diikuti dengan rasa gatal atau panas, berkaitan dengan nyeri ketika berkemih, maka wanita tersebut mungkin menderita bakterial vaginosis (infeksi bakteri), trikomoniasis (parasit), atau kandidiasis (jamur).

Penanganan
•Gunakan pakaian dalam yang memiliki bahan katun atau yang terbuat dari serat natural
•Hindari pemakaina jeans atau celana ketat
•Jangan menggunakan cairan pembersih vagina. Hal tersebut dapat menyebabkan masuknya udara di dalam peredaran darah atau dapat memecahkan cairan ketuban pada kehamilan triwulan akhir
•Bersihkan area vagina menggunakan air dan sabun
•Basuh dari arah depan ke belakang
•Hubungi dokter bila mengalami gejala rasa terbakar, gatal, bengkak, bau tidak enak, bercak darah, atau bercak berwarna hijau atau kuning terang pada vagina
Dokter hanya dapat menentukan penyebab sebenarnya dengan memeriksa cairan yang diambil dari vagina memakai tongkat kapas. Jika dia melihatnya di bawah mikroskop, maka dapat diberi resep yang sesuai. Beberapa dokter mengambil cairan dari vagina pada sekitar 32 minggu kehamilan. Cairan ini diperiksa di laboratorium untuk mengetahui apakah wanita itu terinfeksi steptococus grup B. Karena bakteri ini bisa menginfeksi bayi, wanita yang vaginanya ditempati bakteri ini diberi antibiotik ketika persalinan sudah mendekati.
8. Nyeri Punggung
Khususnya dalam kehamilan lanjut, sendi pinggul dan ligamen menjadi relaks. Disaat yang sama peningkatan berat rahim mengubah pusat keseimbangan, sehingga calon ibu berdiri dengan pundak agak tertarik ke belakang, dan kenyataannya sikap ini justru menimbulkan sakit punggu, terutama lebih dirasakan oleh ibu multigravidae.

Nyeri pada punggung selama kehamilan bervariasi antara 35 – 60 %. Diantara semua wanita ini, 47 – 60 % melaporkan bahwa nyeri punggung terjadi pada kehamilan 5 – 7 bulan. Selain itu dilaporkan juga bahwa nyeri punggung ini bertambah parah di sore hari menjelang malam. Ditengah malam mungkin sulit tidur. Rasa sakit biasanya dirasakan di bagian bawah punggung atau sendi sacroiliac. Pengobatan sebagian besar adalah mencegah kondisi ini semangkin parah.Nyeri punggung pada wanita hamil berkaitan dengan peningkatan berat badan akibat pembesaran rahim dan peregangan dari otot penunjang karena hormon relaksan (hormon yang membuat otot relaksasi atau lemas) yang dihasilkan.
Terdapat 3 tipe penangan yang dapat dilakukan pada nyeri punggung akibat kehamilan yaitu:
1.Senam di dalam air
2.Bantal Ozzlo
3.Akupunktur yang berkaitan dengan fisioterapi
4.Modifikasi gaya hidup
•Pakailah sepatu berhak rendah (tapi tidak datar)
•Hindari mengangkat benda berat
•Lakukan posisi berjongkok ketika mengambil barang yang terjatuh dibandingkan dengan posisi membungkuk
•Jangan berdiri terlalu lama, bila harus berdiri dalam waktu lama maka letakkan salah satu kaki di atas kotak kecil di bawah
•Duduk di kursi yang memiliki penahan punggung yang baik, atau tempatkan bantal kecil dibelakang punggung dan letakkan kaki diatas kotak kecil di bawah
•Tidur pada sisi kiri atau kanan dengan menggunakan guling diantara kedua tungkai untuk penahan
•Berikan sebotol air panas dan usapkan atau mandi dengan air panas atau dipijat
•Lakukan olahraga untuk memperkuat otot punggung
•Berdiri dalam posisi yang benar. Berdiri tegak akan meredakan peregangan punggung
•Hubungi tenaga kesehatan apabila mengalami nyeri punggung bagian bawah yang menjalar ke perut dan tidak membaik dengan perubahan posisi atau istirahat selama 1 jam. Hal ini mungkin merupakan tanda-tanda bersalin dini.
9. Pembengkakan Gusi
Peningkatan peredaran darah dan suplai hormonal dapat menyebabkan nyeri, pembengkakan, dan perdarahan pada gusi yang disebut epulis. Perawatan gigi selama kehamilan tidak berbeda sari saat saat yang lain. Didaerah-daerah di mana fluroid tidak ditambahkan ke air minum, pemakainan 1 tablet per hari mengandung 1 miligram fluorine yang diminum sejak minggu ke-20 kehamilan akan melindungi janin dari karies gigi.
Disarankan
•Rawat gigi dengan hati-hati. Sikat gigi dan dental floss secara teratur
•Lakukan pemeriksaan gigi secara berkala untuk memastikan kesehatan gigi dan mulut

Pembengkakan gusi
10. Varises Vena
Kehamilan menyebabkan timbulnya varises di kaki wanita yang sebelumnya pernah mengalami. Pembuluh darah muncul selama kehamilan tetapi secara keseluruhan cendrung membesar dan menjadi lebih nyata pada bual-bulan terakhir. Pembuluh darah tampak membesar bahkan ada yang seperti tabung di bawah kulit, atau seperti jaring laba-laba di sekitar tumit dan dibelakang lutut. Kaki terasa berat, terlihat jelek dan kadang-kadang terasa sakit dan bengkak. Kebanyakan hilang setelah bayi lahir.
Penyebab
Varises vena disebabkan oleh pengumpulan darah pada vena bagian perifer (tepi) akibat tidak efisiennya katup yang ada. Pada kondisi normal, katup pada vena mencegah darah kembali mengalir ke tungkai. Peningkatan volume darah dan peningkatan tekanan akibat pembesaran rahim dapat melambatkan aliran darah yang terkadang menyebabkan pembesaran atau pembengkakan dari pembuluh balik. Varises vena dapat berupa pelebaran vena yang berwarna biru di permukaan kulit, gatal, dan menyebabkan rasa tidak nyaman. Kaki dan persendian dapat menjadi bengkak. Varises vena merupakan keluhan umum akibat kehamilan.
Terapi penekanan dengan menggunakan stoking khusus dapat mengurangi gejala varises yang sudah terjadi namun tidak dapat mencegah varises yang akan terjadi.

Penanganan
•Hindari duduk atau berdiri dalam waktu lama, ubah posisi secara berkala
•Hindari berada dalam posisi yang membatasi peredaran darah pada tungkai (seperti menyilangkan kaki ketika duduk)
•Tinggikan posisi tungkai dan kaki ketika duduk
•Berolahraga secara teratur
•Pemakaian stoking namun hindari pakai celana yang terlalu ketat di bagian tungkai
11. Pembengkakan pada Tungkai dan Kaki (Oedema)
Pengumpulan cairan dalam jaringan tubuh adalah normal selama kehamilan. Rata-rata calon ibu mengumpulkan 3 sampai 6 liter cairan, separuhnya dalam 10 minggu terakhir kehamilan. Pembekakan tumit, bagian paling bawah dari tubuh sering terjadi, terutama di malam hari,tetapi tidaklah serius tetapi bila pembengkakan terjdi pada pagi-pagi sekali, maka ini menjadi peringatan bahwa wanita ini mungkin mengembangkan hipertensi kehamilan dan butuh segera konsultasi kedokter.
Penekanan pembuluh darah akibat pertumbuhan dari janin menyebabkan tertahannya cairan pada tungkai sehingga terjadilah edema (bengkak) pada tungkai dan kaki. Wanita yang terlalu berat dibanding tinggi badannya sehingga mencapai lebih dari 0,5 kg perminggu setelah minggu ke 30, 50% mempunyai peluang oedema. Disarankan
•Jangan berdiri dalam waktu lama
•Banyak minum cairan (6 – 8 gelas perhari)
•Hindari makanan dengan kadar garam tinggi
•Letakkan tungkai dan kaki pada posisi tinggi ketika duduk, hindari menyilangkan kedua kaki
•Hindari menggunakan sepatu ketat, pilih sepatu yang berhak rendah
•Diet kaya protein, rendah protein dapat menyebabkan edema
•Beristirahat dalam posisi miring ke kiri atau kanan membantu pengaliran darah ke ginjal
12. Pertambahan Berat Badan Berlebihan
Selama kehamilan wanita bertambah berat badannya. Yang patut ditanyakan adalah seberapa besar pertambahan yang diperbolehkan. Sampai saat ini pertambahan BB dibatasi dengan cukup ketat,karena ahli kebidanan yakin ada hubungan yang dekat antara pertambahan berat den gejala pre-eklamsia.

Waspadailah jika berat badan ibu hamil naik lebih dari 1 kg dalam seminggu, terkadang disertai tungkai dan mata kaki yang membengkak, tekanan darah meninggi, air seni keruh, nyeri kepala, dan penglihatan berkunang-kunang. Kemungkinan itu merupakan gejala dan tanda pre-eclampsia, yang jika dibiarkan akan masuk ke dalam eklampsia, penyakit yang mengancam nyawa ibu maupun anak jika tidak segera ditanggulangi.

13. Keluar Darah Dari Liang Rahim
Perdarahan sebelum, sewaktu dan sesudah bersalin adalah kelainan yang tetap berbahaya dan mengancam jiwa ibu.
Keluar darah dari liang rahim pada masa kehamilan kurang dari 28 minggu atau 7 bulan, kemungkinan terjadi keguguran. Ancaman keguguran yang masih awal dapat dibendung dengan perawatan khusus, agar janin selamat sampai cukup bulan. Namun akan gagal mempertahankan kehamilan jika perdarahan telanjur banyak dan berlebihan.
Keluar darah pada kehamilan yang lebih tua, kemungkinan ada gangguan pada air-ari. Keluar darah dapat disertai rasa nyeri mulas melilit di perut bawah, bisa juga tidak. Keluarnya darah dengan rasa nyeri disertai keluarnya lendir, apalagi jika sampai keluar air ketuban (menyerupai air seni), tergolong keadaan gawat darurat kehamilan. Ibu harus segera dilarikan ke rumah sakit, mencegah seberapa mungkin dalam 24 jam kehamilan masih dapat dipertahankan. Penangan dapat bersifat pasif dan pertolongan cara persalinan tergantung jenis kelainan sebagai penyebab perdarahannya
14. Keluar cairan ketuban
Ketuban atau bungkus bayi dalam kandungan tidak boleh pecah sebelum tiba waktunya persalinan. Jika sampai pecah, berarti cairan ketuban akan tumpah keluar dari liang rahim, dan anak yang seharusnya terlindung steril di dalamnya terancam bahaya tercemar oleh bibit penyakit dari dunia luar. Keadaan ini disebut Ketuban Pecah Dini (KPD), yakni keluar cairan menyerupai air seni tapi tak berbau pesing, sebelum merasa mulas-mulas tanda awal persalinan.
Adakalanya, cairan ketuban tidak bening lagi, melainkan sudah kehijau-hijauan, tanda sudah terinfeksi kuman dari luar. Infeksi cairan ketuban mengancam janin yang terbungkus di dalamnya. Ini pun tergolong gawat darurat. Janin perlu diselamatkan agar tidak sampai menderita infeksi di dalam kandungan ibunya.
Kepustakaan:
Jones Derek Llewellyn, 2005, Setiap Wanita, Pustaka Delapratama
Mochtar Rustam, 2000, Sinopsis Obstetri, EGC, Jakarta

KESEHATAN MASYARAKAT DENGAN PENDEKATAN GENETIKA

Posted on

Kesehatan Masyarakat Dengan Pendekatan Genetika ~~~ Oleh Elvi Zuliani

Latar Belakang

Menurut berbagai penulis (mis, Baum,2002, Mc Michael,2002, Last, 2002) bahwa Masa depan kesehatan masyarakat sulit untuk diprediksi. Adanya perkembangan beberapa faktor diterminan kesehatan yang amat pesat perkembangannya , dikemukakan ada tiga determinan utama yang bisa menentukan arus utama kesehatan masyarakat yaitu: pertama globalisasi, kedua adalah perubahan lingkungan globaltermasuk didalamnya perubahan iklimyang menentukan ekosistemdan yang ketiga teknologi genomic yang bisa menjungkirbalikkan teori-teori ilmu sosial dan kesehatn termasuk kesehatan masyarakat.
Pada kesempatan ini saya akan coba mengungkapkan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia yang dapat timbul maupun berkembang sejalan dengan teknologi genomic atau berpandangan genetika.

Bagi ahli kesehatan masyarakat pencapaian teknologi genetika bisa digunakan untuk mencegah penyakit dan upaya kesehatan masyarakat secara lebih terarah dan terfokus.
Segala hal yang menyangkut informasi biologi manusia semua tersimpan di bagian inti dari sel-sel kehidupan yakni substansi yang dikenal dengan nama gen. Gen menyimpanberbagai informasi tentang keturunan, potensi penyakit yang akan diderita, variasi antar manusia dan kesehatan secara umum.

Penerapan ilmu Genetika bagi Kesehatan Masyarakat
Dengan teknologi baru, kini gen manusia tela dipetakan. Tidak hanya dipetakan, namun bisa diutak atik, dimodifikasi sehingga penyakit bisa sembuh. Diperkirakan pada tahun 2015 atau 2025, pendekatan konvensional dalam bidang kesehatan akan menjadi masa lalu dan tergantikan dengan teknologi baru yang disebut pendekatan genetic.
Sebagai contoh misalnya kegiatan kesehatan masyarakat atau Public Health dalam pelaksanaannya selalu berorientasi pencegahan melalui promosi, prevensi. Namun untuk melakukan pencegahan fokus perhatiannya adalah:
a.Untuk penyakit menular, fokus perhatiannya adalah disease management
b.Program pencegahan juga seringkali diarahkan kepada pengendalian faktor resiko seperti kegemukan (obesitas), darah tinggi, resiko lingkungan dan lain-lain
c. Pencegahan yang ditujukan kepada penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi
d. Screening seperti Pap’s smear, Check up dalam kesehatn kerja dll.
Dimasa yang akan datang upaya pencegahan hal-hal tersebut akan dilakukan dengan pendekatan teknologi genetika.
Dalam perspektif sel, seluruh tubuh manusia terbangun oleh milyaran sel-sel. Sel-sel ini hidup, membelah diri, untuk meremajakan diri dan melaksanakan tugas dan fungsinya dikendalikan oleh sistem hormonal serta perintah mekanisme tubuh lainnya sesuai cetak biru (blu print) DNA yang menggambarkan jati diri seseorang seutuhnya.
Seseorang itu bersifat pemarah, tinggi atau pendek, berambut ikal, kalau tua pada umur 60 tahun akan mendapat penyakit jantung mengalami kelainnan seperti Alzaimer dal nain sebagainya, informasi ini sudah terdapat dalam genome atau DNA tersebut. Kalau tidak ada intervensi atau upaya mengubah konsep ini hampir dipastikan semua orang akan mengikuti cetak biru ini.Kecuali dalam perjalanan hidupnya bisa dilakukan upaya-upaya pencegahan baik pada lingkungannya, maupun pada genomenya. Sebagai contoh bila dalam DNA (blue print) seseorang memiliki potensi hiper-reaktif terhadap debu tertentu, maka untuk pencegahan, modifikasi genomenya atau usaha tidak kontak dengan debu tersebut. Seperti kita ketahui Public Health menitik beratkan pada pencegahan primer.
Informasi genetika tiap manusia disimpan dalam DNA yang terletak di dalam sel-sel yang membentuk tubuh manusi. DNA berfungsi sebagai instruksi kehidupan, mirip sebuah cetak biru dan merupakan dasr kehidupan manusia. DNA diteruskan dari orang tua ke anaknya, ke cucunya dan seterusnya kesegenap keturunannya. Genetika manusia juga memberikan informasi bagaiman DNA tersebut berinteraksi terhadap lingkungan, dan menyebabkan beberapa organ tidak berfungsi sebagaimana harusnya, serta dapat menimbulkan penyakit.
Telah teridentifikasi sekitar 5.000 penyakit yang dikenal telah diketahui penyebabnya yang dikaitkan dengan perubahan single-gendan hal ini sudah bisa diketahui ketika anak lahir. Seorang ahli epidemiologi kemudian bisa memetakan berdasarkan distribusi variasi.Ahli kedokteran yakin bahwa nyaris semua penyakit memiliki dasar informasi genetika. Bagaimana bereaksi terhadap bahan kimia, racun, obat-obatan dll masing-masing berbeda satu sama lain dan sebagainya meski perbedaan itu kecil sekali. Semua penyakit maupun berbagai variabel sifat yang diturunkan secara genetika diakibatkan oleh adanya hubungan antar manusia dengan lingkungan.
Penyakit yang sudah diketahui berkenaan dengan berbagai masalah genetika antara lain penyakit cystic fibrosis, hemophilia, cara bereaksi terhadap allergen, kanken payudara, penyakit kardiovaskuler, penyakit sklerotik dan kegemukan dan diduga masih banyak penyakit-penyakit lain seiring dengan teknologi genetika dan kedokteran itu sendiri akan ditemukan.Pencegahan dapat dilakukan dan dikomfirmasi dengan peta struktur genetika tersebut, bagi keturunan orang yang menderita penyakit-penyakit tersebutdapat melakukan antisipasi sejak awal sehingga merupakan tidakan pencegahan dan hal ini memungkinkan orang akan hidup lebih optimal.

Kesehatan Masyarakat Berbasis Genetika
Suatu kegiatan dapat dikatakan kegiatan kesehatan masyarakt bila memenuhi kriteria 4 hal , yaitu:
a. Pertama berorientasi kepada penduduk secara keseluruhan dalam sebuah wilayah yang menjadi area garapannya
b. Ilmu Kesehatan Masyarakat senantiasa berorientasi pada pencegahan
c. Pendekatan Kesehatan Masyarakat selalu multidisiplin dan dalam prakteknya senantiasa bersifat lintas sektor,
d. Kesehatan Masyarakat senantiasa mengikut-sertakan masyarakat dalam mencapai tujuannya (Ahmadi, 2005)

Penggunaan teknologi genomic oleh ahli kesehatan masyarakt menjadi suatu tantangan. Salah satu ciri kesehatan masyarakat adalah berorientasi pencegahan. Selain itu didalam pelaksanaannya berorientasi kepada masyarakat secara keseluruhan dalam sebuah wilayah, bersifat lintas disiplin dan mengikutsertakan komponen masyarakat. Para ahli kesehatan masyarakat harus mampu mengembangkan, menganalisa dan membantu menyebarluaskan ilmu ini sehingga akan membantu penerapan ilmu genetika ke dalam kegiatan pelaksanaan kesehatan masyarakat berbasis genetika, untuk tujuan-tujuan pencegahan.

Semoga segala hal yang dapat diterapkan demi kemajuan dan kemaslahatan penduduk khususnya masyarakat akan dapat dikembang gunakan dan Indonesia dapat mengikuti jejak negara-negara yang sudah berorientasi dengan kemaslahatan rakyatnya

Sumber Bacaan
Achmadi Umar Fahmi, 2007. Horison Baru Kesehatan Masyarakat Di Indonesia , Penerbit Rineka Cipta, Jakarta

MENGENAL SEPUTAR KAPSUL VITAMIN A

Posted on Updated on

MENGENAL SEPUTAR KAPSUL VITAMIN A
Ditulis Oleh: Elvi Zuliani

Kurang Vitamin A pdf
Kurang vitamin A

Masalah gizi yang utama di Indonesia adalah kurang kalori protein (KKP), kekurangan vitamin A yang dapat mengakibatkan xeropthalmia (sakit mata karena kekurangan vitamin A) misalnya rabun senja dan kebutaan. Disamping itu masalah kekurangan vitamin A merupakan masalah terpenting kedua yang perlu diatasi, karena hal ini melanda penderita yang luas jangkauan, terutama anak-anak balita. (Winarno, 1995)

Kurang vitamin A (KVA) di Indonesia masih merupakan masalah gizi utama. Meskipun KVA tingkat berat (Xerophthalmia) sudah jarang ditemui, tetapi KVA tingkat subklinis, yaitu tingkat yang belum menampakkan gejala nyata, masih menimpa masyarakat luas terutama kelompok balita. KVA tingkat subklinis ini hanya dapat diketahui dengan memeriksa kadar vitamin A dalam darah di laboratorium.

Masalah kurang vitamin A subklinis (kadar vitamin A dalam serum ‹ 20 ug/dl) dibeberapa propinsi masih cukup memprihatinkan, karena 50% Balita masih mempunyai status vitamin A rendah. Kurang vitamin A akan mengaki- batkan penurunan daya tahan tubuh terhadap penyakit yang berpengaruh pada kelangsungan hidup anak.

Penanggulangan masalah kurang vitamin A saat ini bukan hanya untuk mencegah kebutaan, tetapi juga dikaitkan dengan upaya memacu pertumbuhan dan kesehatan anak guna menunjang penurunan angka kematian bayi dan berpotensi terhadap peningkatan produktifitas kerja orang dewasa. (Depkes. RI., 2000)

Masalah KVA dapat diibaratkan sebagai fenomena “gunung es” yaitu masalah Xerophthalmia yang hanya sedikit tampak dipermukaan

Hasil survei nasional xeropthalmia telah menurun dengan tajam 1,3% pada tahun 1978 menjadi 0,33 pada tahun 1992. Dari prevalensi tersebut masalah kurang vitamin A sudah tidak menjadi masalah kesehatan masyarakat lagi. Namun demikian di beberapa propinsi masih menunjukkan prevalensi yang cukup tinggi seperti di Sulawesi Selatan 2,9% maluku 0,8% dan Sulawesi Tenggara 0,6%. (Depkes. RI., 2000).

Padahal, KVA subklinis yang ditandai dengan rendahnya kadar vitamin A dalam darah masih merupakan masalah besar yang perlu mendapat perhatian. Hal ini menjadi lebih penting lagi, karena erat kaitannya dengan masih tingginya angka penyakit infeksi dan kematian pada balita.

Program penanggulangan Vitamin A di Indonesia telah dilaksanakan sejak tahun 1995 dengan suplementasi kapsul Vitamin A dosis tinggi, untuk mencegah masalah kebutaan karena kurang Vitamin A, dan untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Pemberian kapsul Vitamin A menunjang penurunan angka kesakitan dan angka kematian anak (30-50%). maka selain untuk mencegah kebutaan, pentingnya vitamin A saat ini lebih dikaitkan dengan kelangsungan hidup anak, kesehatan dan pertumbuhan anak.
Dalam upaya penyediaan vitamin A yang cukup untuk tubuh ditempuh kebijaksanaan sebagai berikut:
1. Peningkatan konsumsi sumber vitamin A alami
2. Fortifikasi vitamin A pada bahan makanan
3. Distribusi vitamin A dosis tinggi secara berkala.

Vitamin A adalah salah satu zat gizi dari golongan vitamin yang sangat diperlukan oleh tubuh yang berguna untuk kesehatan mata (agar dapat melihat dengan baik), dan untuk kesehatan tubuh yaitu meningkatkan daya tahan tubuh, jaringan epitel untuk melawan penyakit misalnya campak, diare dan penyakit infeksi lain.

Vitamin A merupakan zat gizi yang penting (essensial) bagi manusia, karena zat gizi ini tidak dapat dibuat oleh tubuh, sehingga harus dipenuhi dari luar. Tubuh dapat memperoleh vitamin A melalui:
• Bahan makanan seperti : bayam, daun singkong, pepaya matang, hati, kuning telur dan juga ASI.
• Bahan makanan yang diperkaya dengan vitamin A.
• Kapsul vitamin A dosis tinggi.

Vitamin A atau berdasarkan struktur kimianya disebut Retinol atau Retinal atau juga Asam Retinoat, dikenal dan dipromosikan sebagai faktor pencegahan xeropthalmia, berfungsi untuk pertumbuhan sel epitel dan pengatur kepekaan rangsang sinar pada saraf retina mata, makanya disebut Retinol/Retinal. Jumlah yang dianjurkan berdasarkan Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkan (KGA-2004) per hari 400 ug retinol ( baca : ug= mikrogram) untuk anak-anak dan dewasa 500 ug retinol. Sumbernya ada yang hewani sebagai retinol dan ada juga dari nabati sebagai pro vitamin A sebagai karotin, nanti dalam usus dengan bantuan tirosin baru dikonversi menjadi retinol. Larut dalam lemak —— ingat vitamin yang larut dalam lemak yaitu A D E K —– tidak larut dalam air.

CARA PEMBERIAN KAPSUL VITAMIN A

1.Sasaran

1.1.Bayi
Kapsul vitamin A 100.000 SI diberikan kepada semua anak bayi (umur 6-11 bulan) baik sehat maupun sakit.
1.2.Anak Balita
Kapsul vitamin A 200.000 SI diberikan kepada semua anak balita (umur 1-5 tahun) baik sehat maupun sakit.
1.3.Ibu Nifas
Kapsul vitamin A 200.000 SI diberikan kepada ibu yang baru melahirkan (nifas) sehingga bayinya akan memperoleh vitamin A yang cukup melalui ASI.

Catatan :
Untuk keamanan, kapsul vitamin A 200.000 SI tidak diberikan kepada bayi (6-11 bulan) dan ibu hamil karena merupakan kontra indikasi.

2.Dosis Vitamin A

2.1.Secara Periodik
a.Bayi umur 6-11 bulan
Satu kapsul vitamin A 100.000 SI tiap 6 bulan, diberikan secara serentak pada bulan Februari atau Agustus
Kapsul Vitamin A Biru dengan dosis 100.000 IU (30.000 ug retinol) hanya diberikan untuk bayi usia 6-11 bulan (lihat contoh kapsul gambar samping). Dengan kebutuhan 400 ug perhari maka setiap pemberian akan memenuhi 2-3 bulan kedepan.

b.Anak Balita umur 1-5 tahun
Satu kapsul vitamin A 200.000 SI tiap bulan, diberikan secara serentak pada bulan Februari dan Agustus
c.Ibu Nifas
Satu kapsul vitamin A 200.000 SI dalam masa nifas. Kapsul vitamin A diberikan paling lambat30 hari setelah melahirkan.
Kapsul Vitamin A Merah dengan dosis 200.000 IU ( 60.000 ug retinol) hanya diberikan untuk anak balita dan ibu nifas. Kebutuhan vitamin A yang banyak (kelebihan) ini dapat disimpan dihati. Dengan kebutuhan 500 ug perhari maka setiap pemberian akan memenuhi kebutuhan vitamin A 5-6 bulan kedepan. (lihat contoh kapsul gambar samping).

3. Penyimpanan Kapsul
Agar kapsul tidak lekas rusak, penyimpanan harus :
• Tetap dalam botol kemasan yang ditutup rapat; jangan dipindah ke wadah lain seperti kantong plastik atau botol lain.
• Disimpan di tempat yang teduh (tidak terkena sinar matahari), kering, tidak lembab dan mudah diingat.

4. Kejadian Tertentu
a. Xerophthalmia:
Bila ditemukan seseorang dengan salah satu tanda xerophthalmia seperti: buta senja, bercak putih (bercak bitot), mata keruh atau kering:
• Saat ditemukan:segera diberi 1(satu)
kapsul vitamin A 200.000 SI
• Hari berikutnya: 1(satu) kapsul
vitamin A 200.000 SI
• Empat minggu berikutnya: 1(satu) kapsul vitamin A 200.000 SI
b.Campak
Anak yang menderita campak, segera diberi satu kapsul vitamin A 200.000 SI. Untuk bayi diberi satu kapsul vitamin A 100.000 SI.
Catatan:
Bila di suatu desa terdapat “Kejadian Luar Biasa (KLB)” campak, maka sebaiknya seluruh anak balita di desa tersebut masing-masing diberi satu kapsul vitamin A 200.000 SI dan seluruh bayi diberi kapsul vitamin A 100.000 SI.

Pemberian Kapsul vitamin A Dosis Tinggi pada Kasus Xerosis Kornea(X2) ke bawah :
1.Hari pertama (SAAT DITEMUKAN), Berikan 1 kapsul vitamin A sesuai umur :
o Bayi < dari 1 Bulan : ½ kapsul biru (50.000 SI),
o Bayi 6-11 bulan ½ kapsul biru (100.000 SI),
o Anak 12-59 bulan : 1 kapsul merah (200.000 SI),
2.Hari kedua :
o Berikan 1 kapsul vitamin A sesuai umur,
3.Dua minggu kemudian :
o Berikan 1 kapsul vitamin A (sesuai umur)

Dengan Cakupan pemberian vitamin A (minimal 80 %), dari sudut pandang kesehatan masyarakat, bayi dan anak balita akan terlindungi dari kekurangan vitamin A terutama bagi balita dari keluarga menengah kebawah. setiap pemberian akan melindungi balita 6 bulan kedepan.

Namun dalam kenyataannya cakupan pemberian Vitamin A tidak berjalan dengan semestinya. Salah satu penyebab turunnya cakupan pemberian vitamin A balita ini adalah petugas hanya melaksanakan rutinitas kegiatan posyandu, tanpa melakukan lagi upaya penggerakan masyarakat, setelah kapsul dibagikan melalui kader terkadang tidak dilakukan follow up untuk memastikan kapsul sampai ketangan ibu dan diberikan pada sasaran yaitu (bayi, balita dan ibu nifas), sistem manajemen distribusi yang tidak akurat juga pencatatan dan pelaporan yang kurang tidak tepat, jadi jika bulan sebelumnya kunjungan balita di posyandu hanya sekitar 40-70%, maka pada bulan pemberian vitamin A (bulan Pebruari dan Agustus) cakupannya hanya sekitar 40-70 % juga. Apa akibat rendahnya cakupan ini ? akibatnya adalah balita yang tidak mendapat vitamin A, kurang lebih 40 % akan mengalami resiko kekurangan vitamin A, apalagi balita tersebut jarang mengkonsumsi makanan sumber vitamin A. Hal ini harus diantisipasi dengan upaya –upaya khusus:
1. “Sweeping”/Kunjungan Rumah
Kegiatan ini merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan pemberian kapsul vitamin A.
• Bila masih ada bayi dan anak balita yang belum mendapat kapsul vitamin A pada hari pemberian yang telah ditentukan, perlu dilakukan “Sweeping” yaitu melacak/mencari bayi dan anak balita tersebut untuk diberi kapsul vitamin A, dengan melakukan kunjungan rumah. Diharapkan dengan kegiatan bulan kapsul dan sweeping semua bayi (6-11 bulan) dan anak balita (1-5 tahun) dapat dicakup 100% dengan pemberian kapsul vitamin A.
•“Sweeping”/kunjungan rumah sebaiknya dilakukan segera setelah hari pemberian dan paling lambat sebulan setelahnya. Untuk memudahkan pencatatan dan pelaporan, akhir minggu ketiga bulan Maret (untuk periode Februari) dan akhir minggu ketiga bulan September (untuk periode Agustus) seluruh kegiatan “Sweeping” hendaknya sudah selesai.
• Bila setelah “Sweeping” masih ada anak yang belum mendapat kapsul, maka agar diupayakan lagi meskipun sudah diluar periode pemberian.
Ini perlu dicatat tersendiri dan dilaporkan sebagai cakupan periode berikutnya (lihat Pencatatan dan Pelaporan).sesuai buku pedoman Dep.Kes RI,2002

Ibu Nifas
Pemberian kapsul vitamin A 200.000 SI kepada ibu pada masa nifas dapat diberikan:
• Segera setelah melahirkan, atau
• Pada kunjungan pertama neonatal, atau
Kurang vitamin APada kunjungan kedua neonatal.

2. Penggerakkan Masyarakat/Kampanye
Tujuan pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi dapat tercapai apabila seluruh jajaran kesehatan dan sektor terkait, khususnya yang terlibat dalam program UPGK, menjalankan peranannya dengan baik, dan melibatkan semua pihak yang potensial seperti : kader, kepala desa, tokoh masyarakat, tokoh agama, PKK dan organisasi lainnya.

Kegiatan kampanye bertujuan untuk meningkatkan kepedulian semua pihak yang terkait pada program penanggulangan KVA, termasuk ibu-ibu balita, khususnya pada kegiatan distribusi kapsul vitamin A.

Sebulan menjelang bulan kapsul vitamin A yaitu sekitar bulan Januari dan Juli sampai dengan pelaksanaan distribusi, perlu diadakan gerakan KIE/penyuluhan, berupa kampanye untuk menggerakkan masyarakat di semua tingkat administrasi.

Cairan Untuk Penderita DBD

Posted on Updated on

Untuk menghindari keadaan yang tidak diinginkan pada penderita DBD dibutuhkan pertolongan segera dengan memberikan cairan yang dapat mengatasi penurunan yang drastis karena kehilangan plasma sarah

Selain minyak sereh untuk menangkal bahaya DBD, orang sering memanfaatkan kasiat jambu biji. Maklum banyak orang yang mengaku berhasil terselamatkan dari demam berdarah berkat jus jambu biji.

Tertolongnya pasien DBD berkat jambu biji, bisa jadi bukan karena jambunya, tapi karena cairan jus yang masuk ke tubuh pasien dalam jumlah banyak. Cairan itu, apalagi jika diminum sampai 5 atau 6 gelas sehari, amat dibutuhkan pasien yang kehilangan banyak plasma darah akibat penurunan trombosit.

Cairan apa pun, entah air biasa atau air larutan gula dan garam atau jus buah lain bisa membantu proses penyembuhan pasien demam berdarah jika dikonsumsi dalam jumlah banyak. Minuman dalam kemasan kaleng yang mengandung zat elektrolit juga dianjurkan diberikan pada pasien.

Berikut ini beberapa jenis cairan yang bisa diberikan kepada penderita demam berdarah agar terhindar dari kekurangan cairan:

1. Air Kelapa Muda

Badan Pangan Dunia PBB (FAO – Food & Agriculture Organization) mengakui bahwa khasiat air kelapa muda sebagai penghilang dahaga kaya zat elektrolit alami. Zat elektrolit dan gizinya lebih dari sekadar minuman penghilang dahaga produksi pabrik. Disebutkan dalam situs resmi FAO bahwa air kelapa muda itu alami, lezat, kaya garam, gula, dan vitamin yang dibutuhkan atlet kelas Olimpiade maupun para amatir. Bahkan, badan PBB ini telah mematenkan air kelapa muda yang berkhasiat itu.

Di dalam air kelapa muda terkandung mineral kalium, sodium, klorida, dan magnesium. Zat-zat ini adalah elektrolit yang dibutuhkan tubuh untuk membantu mengatasi ancaman syok pada kondisi kekurangan cairan. Selain kalium, juga mengandung gula, vitamin B dan C dan protein. Komposisi gula dan mineral yang terdapat dalam air ini begitu sempurna, sehingga disebutkan memiliki keseimbangan yang mirip dengan cairan tubuh manusia.

2. Air Heksagonal

Pengobatan tradisional Cina selalu menganjurkan konsumsi air “hidup”. Tidak pernah disebutkan maksud “hidup” tersebut. Di Korea, orang yang rajin minum air terjun di pegunungan tetap terjaga kesehatannya, demikian kata Yunjo Chung, MD, dokter dari University of Korea. Air “hidup” mungkin adalah air yang kaya dengan kandungan oksigen seperti air terjun itu.

Korea baru-baru ini berhasil mematenkan teknologi bernama Actimo untuk membuat air “hidup” yang mengandung oksigen dan dijual di seluruh dunia. Menurut mereka, dalam tubuh manusia terdapat dua bentuk senyawa air, pentagonal (segilima) dan heksagonal (segienam).

Pembedaan heksagonal dan pentagonal ini hanya berdasar pada strukturnya. Air pentagonal membentuk rangkaian molekul air dengan ikatan kelompok besar dan tidak stabil. Seperti air putih biasa, air heksagonal ini tidak berasa dan berbau. (baca rubrik Anda Perlu Tahu di SENIOR edisi 290)

3. Jus Buah

Kekurangan cairan karena demam berdarah bisa juga diatasi dengan air jus. Tidak selalu harus jus jambu biji. “Bisa jus pepaya, jeruk, atau jus mangga, asal pasien suka,” tutur Dr. Hindra Irawan Satari, Sp.A(K) M.Tro.Pad, seorang dokter spesialis anak.

Kadar air dalam buah berhitung tinggi, yaitu bervariasi antara 65 sampai 92 persen, sehingga bisa menutupi kekurangan cairan akibat merembesnya plasma darah keluar dari pembuluh.

Michael T. Murray, ND, dalam bukunya The Complete Book of Juicing, menulis jus mudah diserap tubuh karena bentuknya yang halus dan cair itu. Zat makanan seperti diketahui diserap usus dalam bentuk jus. Mengonsumsi jus berarti membantu proses pencernaan tubuh dengan mempercepat penyerapan nutrisi kualitas tinggi yang terkandung dalam jus.

4. Jambu Biji

Walau khasiatnya belum teruji secara medis, tidak ada salahnya untuk memberikan jus jambu biji kepada pasien demam berdarah. Sebab, buah eksotis ini mengandung vitamin C yang sangat tinggi.

Vitamin C ini terdapat dalam daging buahnya. Bijinya yang sering tidak dikonsumsi juga mengandung vitaimin C. Disebutkan dalam buku Foods that Heal, Foods that Harm, 90 gram buah jambu biji lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan harian vitamin C pada orang dewasa. Buku itu juga menyebutkan, meski sudah kehilangan hampir 25 persen vitamin karena proses pengolahan, jus jambu biji kemasan kotak masih merupakan sumber vitamin C yang baik.

Berkat kandungan vitamin C dosis tinggi inilah, kekebalan tubuh dalam melawan bakteri akan meningkat. Proses penyembuhan luka pun jadi lebih cepat. Selain itu, tekanan darah juga menjadi lebih baik karena buah ini merupakan sumber potasium yang baik.

Untuk mendapatkan manfaatnya secara maksimal, pilih buah yang baru saja masak dan masih berwarna hijau kekuningan. Bila sudah masak, simpan di lemari es. Jangan lupa cuci dulu sebelum dibuat jus.

5. Alang-Alang

Tanaman liar bernama Latin Imperata cylindrica (L) Beauv ini sudah sering diteliti. Menurut Dr. Setiawan Dalimartha dalam buku Ramuan Tradisional untuk Pengobatan Hepatitis, di luar negeri alang-alang sudah dibuat obat paten.

Penelitian tentang tanaman ini menyebutkan, alang-alang mengandung manitol, glukosa, sakharosa, malic acid, citric acid, coixol, arundoin, cylindrin, fernenol, simiarenol, anemonin, asam kersik, damar, dan logam alkali. Dilihat dari kandungan-kandungan tersebut, alang-alang bersifat antipiretik (menurunkan panas), diuretik (meluruhkan kemih), hemostatik (menghentikan perdarahan), dan menghilangkan haus.

Pengobatan Cina tradisional menyebutkan, alang-alang memiliki sifat manis dan sejuk. Efek pengobatan tanaman ini memasuki meridian paru-paru, lambung, dan usus kecil. Dengan sifat diuretik yang melancarkan air kencing, alang-alang bermanfaat untuk menyembuhkan penyakit radang ginjal akut.

Sifat diuretik yang mengeluarkan cairan tubuh tak berguna ini bermanfaat untuk mengontrol tekanan darah yang cenderung tinggi. Sifat hemostatik yang bisa menghentikan perdarahan dapat juga dimanfaatkan untuk mengatasi mimisan dan perdarahan di dalam.

Herbal ini di dalam tubuh akan menyusup ke dalam organ paru-paru, lambung, dan usus kecil. Oleh karena itu, ramuan alang-alang sebaiknya tidak diberikan kepada mereka yang fungsi lambungnya lemah dan sering buang air kecil.

Bagian tanaman alang-alang yang bisa dimanfaatkan sebagai obat tradisional adalah rimpang, baik yang segar maupun yang telah dikeringkan. Bahan alang-alang ini bisa diperoleh di toko obat Cina. Kini bahkan sudah tersedia minuman alang-alang instan yang berkhasiat menghilangkan panas dalam. Minuman instan ini bisa diperoleh di toko jamu atau toko obat Cina.

Cara pemanfaatannya, ambil satu ikat atau gulung akar alang-alang. Cuci dan rebus dalam tiga gelas air hingga tersisa satu gelas. Campur air perasan satu buah jeruk nipis dengan tiga sendok makan air alang-alang tersebut. Pakai seperlunya. Tambahkan pemanis bila ramuan ini ditujukan untuk anak-anak.

6. Angkung

Angkung diyakini bisa membantu menyembuhkan penyakit radang selaput otak, stroke, radang otak, penyakit hati, kejang, dan kekurangan cairan tubuh seperti halnya dalam kasus demam berdarah. Namun, sangat disayangkan harga angkung amat mahal. Harga satu pil angkung mencapai Rp 250 ribu. Angkung ini biasanya dijual dalam kemasan pil di toko obat Cina.

Untuk membelinya harus hati-hati karena di pasaran ditengarai banyak angkung palsu. Ciri-ciri angkung asli antara lain pil terbungkus kertas keemasan setelah dibuka dari kotaknya. Wujud pil angkung mirip jenang atau dodol, lentur tetapi mudah dipatahkan. Ciri lainnya, cepat sekali larut bila diseduh dengan air panas, bahkan dalam waktu kurang dari 1 menit. Ciri keaslian yang mudah dikenali dari kemasan luar adalah label dan tanda hologram produsennya.

Selain harganya yang mahal, manfaat angkung tidak langsung terasa setelah minum satu atau dua butir. “Angkung baru terasa khasiatnya untuk mengatasi penyakit berat setelah diminum secara teratur 6 sampai 8 butir pil setiap hari,” kata Sinse Johanes, yang berpraktik di daerah Kalibesar Timur, Jakarta Barat.

7. Daun Dewa

Tumbuhan daun dewa bisa juga dipergunakan sebagai pengganti angkung. Tanaman ini berbentuk semak. Daun adalah bagian tanaman yang dimanfaatkan sebagai obat.

Herba ini dikenal kaya dengan berbagai kandungan kimia seperti saponin, minyak asiri, flavonoid, dan tanin. Dengan kandungan kimia tersebut tumbuhan ini bermanfaat sebagai anticoagulant (mencairkan bekuan darah), menghentikan perdarahan, menghilangkan panas, membersihkan racun.

Tumbuhan dewa ini juga telah tersedia di toko obat Cina dalam bentuk kapsul. Harganya relatif lebih murah dibanding angkung.

Sumber : Sehat & Bugar

MEMAHAMI BUTA WARNA

Posted on Updated on

Memahami Buta Warna

isi laman

Buta warna adalah suatu kelainan yang disebabkan ketidakmampuan sel-sel kerucut mata untuk menangkap suatu spektrum warna tertentu akibat faktor genetis.

Buta warna merupakan kelainan genetik / bawaan yang diturunkan dari orang tua kepada anaknya, kelainan ini sering juga disebaut sex linked, karena kelainan ini dibawa oleh kromosom X. Artinya kromosom Y tidak membawa faktor buta warna. Hal inilah yang membedakan antara penderita buta warna pada laki-laki dan wanita. Seorang wanita terdapat istilah ‘pembawa sifat’ hal ini menujukkan ada satu kromosom X yang membawa sifat buta warna. Wanita dengan pembawa sifat, secara fisik tidak mengalami kelalinan buta warna sebagaimana wanita normal pada umumnya. Tetapi wanita dengan pembawa sifat berpotensi menurunkan faktor buta warna kepada anaknya kelak. Apabila pada kedua kromosom X mengandung faktor buta warna maka seorang wanita tsb menderita buta warna.

Saraf sel di retina terdiri atas sel batang yang peka terhadap hitam dan putih, serta sel kerucut yang peka terhadap warna lainnya. Buta warna terjadi ketika syaraf reseptor cahaya di retina mengalami perubahan, terutama sel kerucut.
Beberapa lapis dibelakang permukaan retina terdapat kombinasi sel-sel batang dan sel krucut yang sangat berperan dalam fungsi penglihatan mata. Sel kerucut (kone) bersifat fotopik dan berperan disiang hari dan peka terhadap warna, sedangkan sel batang (Rod) adalah skopik, dan peka terhadap cahara dan menjadi parameter kepekaan retina terhadap adaptasi gelap-terang.

Pembuktian

Buta warna dapat dites dengan tes Ishihara, dimana lingkaran – lingkaran berwarna yang beberapa diantaranya dirancang agar ada tulisan tertentu yang hanya dapat dilihat atau tidak dapat dilihat oleh penderita buta warna.

A. Klasifikasi buta warna :

Trikromasi
Yaitu mata mengalami perubahan tingkat sensitivitas warna dari satu atau lebih sel kerucut pada retina. Jenis buta warna inilah yang sering dialami oleh orang-orang. Ada tiga klasifikasi turunan pada trikomasi:

* Protanomali, seorang buta warna lemah mengenal merah
* Deuteromali, warna hijau akan sulit dikenali oleh penderita
* Trinomali (low blue), kondisi di mana warna biru sulit dikenali penderita.

Dikromasi
Yaitu keadaan ketika satu dari tiga sel kerucut tidak ada. Ada tiga klasifikasi turunan:
Protanopia, sel kerucut warna merah tidak ada sehingga tingkat kecerahan warna merah atau perpaduannya kurang

* Deuteranopia, retina tidak memiliki sel kerucut yang peka terhadap warna hijau
* Tritanopia, sel kerucut warna biru tidak ditemukan.

Monokromasi
Monokromasi sebenarnya sering dianggap sebagai buta warna oleh orang umum. Kondisi ini ditandai dengan retina mata mengalami kerusakan total dalam merespon warna. Hanya warna hitam dan putih yang mampu diterima retina.

B. Penyebab Buta Warna
Buta warna adalah kondisi yang diturunkan secara genetik. Dibawa oleh kromosom X pada perempuan, buta warna diturunkan kepada anak-anaknya. Ketika seseorang mengalami buta warna, mata mereka tidak mampu menghasilkan keseluruhan pigmen yang dibutuhkan untuk mata berfungsi dengan normal.

C. Fakta-fakta tentang Buta Warna

* Buta warna lebih sering terjadi pada seseorang berjenis kelamin lelaki dibandingkan perempuan.
* Cacat mata ini merupakan kelainan genetik yang diturunkan oleh ayah atau ibu.
* Belum dapat dipastikan berkaitan jumlah penderita, akan tetapi sebuah penelitian menyebutkan sebesar 8 -12% lelaki Eropa adalah pengidap buta warna. Sementara persentase perempuan Eropa yang buta warna adalah 0,5 -1%. Tingkat buta warna di benua lain tentu bervariasi.
* Tidak ada cara untuk mengobati buta warna, karena ia bukan penyakit melainkan cacat mata. Bisa jadi seorang buta warna akan merasa tersiksa dengan keadaan ini. Sebagian perusahaan menetapkan syarat bahwa pekerjanya harus tidak buta warna.
* Untuk mengetahui apakah seseorang menderita buta warna, dilakukan tes dengan menggunakan plat bernama Ishihara.
* Sering kali orang awam menganggap penyandang buta warna hanya mampu melihat warna hitam dan putih, seperti menonton film bisu hitam putih. Anggapan ini sebenarnya salah besar.
* Banteng ternyata buta warna. Kesan yang ditimbulkan warna merah mengakibatkan binatang tersebut melonjak emosinya, bukan akibat warna merah itu sendiri.
* Pada Perang Dunia II, serdadu yang buta warna dikirim untuk melakukan misi tertentu. Ketidakmampuan mereka untuk melihat warna hijau dialihfungsikan untuk mendeteksi adanya kamuflase yang dilakukan pihak lawan.
* Artis terkenal yang buta warna diantaranya adalah Mark Twain, Paul Newman, Meat Loaf, Bing Cosby, Bob Dole.
* Setiap orang terlahir buta warna saat pertama kali lahir.
* Emerson Moser, pembuat krayon senior, mengaku bahwa dirinya buta warna hijau-biru dan tidak mampu melihat warna secara keseluruhan.
* Penyandang buta warna selalu dihantui oleh pertanyaan “Warna apakah ini?”

Buta warna dapat dites dengan tes Ishihara, dimana lingkaran – lingkaran berwarna yang beberapa diantaranya dirancang agar ada tulisan tertentu yang hanya dapat dilihat atau tidak dapat dilihat oleh penderita buta warna.
Tes online… Dalam waktu 3 detik Gambar di bawah ada angka berapa?

wp-image-143″ />

Slideshow ini membutuhkan JavaScript.


Jika kalian bisa membaca keseluruhan dari gambar diatas selamat anda tidak buta warna, tapi jika anda tidak dapat membaca salah satu atau semuanya, selamat bergabung dengan dunia Buta Warna

untuk mencoba dirumah dan mengetes keberadaan mata anda dari buta warna maka klik aja disini anda akan mendapatkan fasilitasuntuk test buta warna gatis ..okey selamat mencoba

KUTIPAN TENTANG FENOMENA HIV/AIDS

Posted on Updated on

Di seluruh dunia, para Odha (Orang dengan HIVAIDS) yang sembuh dari AIDS sudah sangat banyak jumlahnya. Kesembuhan mereka adalah bukti nyata bahwa AIDS bukanlah penyakit yang tidak bisa disembuhkan. Bahkan, mereka mendapatkan kesembuhan bukan karena obat-obatan kimia, tapi karena perbaikan nutrisi dan obat alami.

Namun, bertolak belakang dengan realita kesembuhan yang makin banyak di seluruh dunia, komunitas medis konvensional dan media massa umum, tetap saja memberitakan informasi bahwa AIDS merupakan penyakit yang tidak bisa disembuhkan dan Odha berkewajiban untuk mengonsumsi ARV seumur hidup mereka.

Kali ini saya akan menguak sedikit rahasia tentang adanya mafia kesehatan kasus HIV/AIDS, dimana para mafia terus “mencuci otak” masyarakat dan praktisi medis untuk percaya bahwa AIDS tidak bisa disembuhkan dan satu-satunya obat yang bisa diandalkan HANYALAH ARV. Dengan kepercayaan seperti ini, mereka mendapatkan uang yang sangat banyak dari repeat order SEUMUR HIDUP para Odha, terlebih repeat order tersebut adalah dari seluruh dunia.

Jika banyak masyarakat dan praktisi medis tahu bahwa AIDS bisa disembuhkan dan obat alamilah satu-satunya pengobatan yang dapat diandalkan (bahkan tanpa efek samping), maka para mafia ini akan kehilangan pendapatan terbesarnya, karena masyarakat dunia stop menjadi “langganan setia mereka”.

KESAKSIAN PARA ODHA TANPA ARV

Pertama-tama saya akan bagikan sebagian kecil kesaksian para Odha tanpa ARV, yang menunjukkan bahwa mereka tidak perlu ARV dan hidup mereka bisa normal berkat perbaikan nutrisi serta obat alami. Kita simak dulu kesaksian dari para Odha luar negeri, kemudian para Odha Indonesia.

Norman Sartor, Kanada

Nama saya Norman Sartor. Saya dulu didiagnosa dengan gejala AIDS di bulan Desember 1995 dimana CD4 saya adalah 51. Pada saat itu tidak ada test viral load dan di bulan Februari 1996, saya mulai memakai AZT, satu-satunya perawatan resmi dari Health Canada. Kemudian selama Lebih dari 10 tahun, saya mendapat ARV yang meliputi AZT, 3TC, Saquinavir, Zerit, Norvir, Viracept, Sustiva, Fuzeon, Viread and Kaletra.
Celexa, Septra, Marinol, Bactrum, Losec, Teveten, Pariet, Crestor, Lipitor, Welbutrin, Prozac, Hydrochlorothiazide dan Lorazepam, diresepkan ke saya untuk mengatasi efek samping yang ada yaitu berat badan turun, sariawan, keringat dingin di malam hari, jamur kuku, lipoatrophy, ruam saraf, dan anemia. Gejala fisik dan psikologis lainnya juga muncul.

Dengan Fuzeon, saya selalu mendapat suntikan 2 kali sehari, dan sesudah 10 tahun memakai ARV dan obat untuk lipoatrophy, lemak tubuh saya bertambah. Berulang-ulang muncul gejala ISR seperti kulit merah, pembengkakan, dan kulit mengeras. Saya berpartisipasi dalam uji klinis di bulan May 2005 yang disponsori oleh Canadian Immunodeficiency Research Collaborative untuk mengevaluasi penggunaan alat suntik Biojector CO2 dibandingkan penggunaan jarum hypodermic standar. Lagi-lagi gejala ISR tetap muncul. Obat yang dipakai bersamaan dengan Fuzeon adalah Kaletra, Viread dan 3TC.

Setelah bertahun-tahun meneliti HIV/AIDS, nutrisi, dan satu dekade memakai ARV, pil-pil, serum, jarum suntik dan tembakan CO2, dan di atas semua itu, yaitu mengalami berbagai efek samping obat-obatan, kecuali kematian, saya pun akhirnya berhenti dari obat-obatan pada tanggal 16 Mei 2006. Mulai dari Agustus 2006 sampai dengan Januari 2007, terdapat penurunan 49% untuk viral load dan peningkatan 38% untuk sel CD4. Saat ini saya sudah lebih dari 1 tahun tanpa obat-obatan dan selama 1 tahun tersebut bisa menghemat $50.000 untuk biaya pengobatan karena hanya untuk Fuzeon saja bisa menghabiskan $2.650/bulan.

Saya pun beralih ke suplemen bulanan yaitu Selenium, NAC, Tryptophan dan L-Glutamine dengan biaya $100-$120. Hasil positif yang saya capai bukanlah suatu hal yang unik karena banyak Odha berhasil hidup normal tanpa obat-obatan.

Pengukuran viral load dan CD4, penandaan test darah yang digunakan untuk akses kesehatan dan penentuan terapi, tidak dirancang untuk orang yang sehat. Dalam 1 dekade memakai terapi ARV dan obat-obatan kimia lainnya, saya tidak dalam keadaan sehat. Saya mengalami tekanan darah tinggi dan kadar kolesterol tinggi, fungsi hati yang tidak normal, serangan osteoarthritis, duodenitis, peripheral neuropathy, nocturia, lipoatrophy, serta hepatitis B yang berkembang ke grade 2. Sekarang kebanyakan efek samping telah mereda dan baru pertama kali ini selama 10 tahun, hati saya berfungsi dengan normal. (Setelah berhenti dari ARV dan obat-obatan kimia) hepatitis B saya sekarang jadi kondisi pre-existing dan tetap terkontrol dengan pola makan yang benar.

Ada banyak pendekatan yang lebih manusiawi dalam mengatasi HIV/AIDS dengan cara merawat kita dibandingkan merawat penyakitnya.

Terry, Florida

Ada dua tanggal penting dalam hidup saya yang pernah terjadi berhubungan HIV dan AIDS.

Musim semi (Mei), 2000 saya terdiagnosis positif HIV oleh Dept. Kesehatan di Florida. Segera saya mengatur janji temu dengan seorang Spesialis Penyakit Menular. Saya telah menjalani hidup selibat (tanpa seks) selama 5 tahun sesudah terdiagnosa positif HIV tapi ini saya lakukan atas rekomendasi dokter keluarga karena saya juga menderita Shingles (Herpes Zoster) yang sangat parah.

Dokter mengatakan bahwa saya akan meninggal dalam waktu 6 bulan jika saya tidak segera memulai pengobatan HAART. Jadi, tanpa tahu apa-apa dan karena percaya dengan ketetapan medis, saya pun menyetujui untuk memulai HAART.

Selama lebih dari tujuh setengah tahun kemudian, dengan penuh kepercayaan saya memakai HAART, setiap pagi dan sore, terus bervariasi dari satu kombinasi obat ke kombinasi obat lainnya. Beberapa dari mereka menyebabkan naiknya kadar kolesterol sehingga saya mengganti ke obat lainnya. Beberapa pengobatan yang sudah saya pakai lama adalah Combivir, Epiver, Sustiva, Viread, Trizivir, dan lain-lain.

Efek samping paling buruk yang pernah saya alami adalah kadar kolesterol tinggi, berkurangnya otot (otot saya sekarang sangat sedikit), masalah pencernaan dan perut kembung terus menerus, sembelit berkepanjangan, dan pipi yang “melorot” ke bawah. Saya mulai terlihat seperti hampir mati. Tapi dokter saya tidak akan mengakuinya. Saya juga kehilangan sebagian besar gigi saya selama tahun pertama perawatan medis… namun demikian viral load secara konsisten tak terdeteksi dan sel T saya naik dari biasanya <200 menjadi sekitar 500 dan terus tetap ke jumlah itu.

Singkat cerita, saya tidak menderita efek samping obat seburuk yang pernah dialami orang lain. Setidaknya saya tidak menderita diare. Saya terus melanjutkan kerja full time saya dan tidak pernah ijin kerja karena sakit selain mungkin karena flu sekali dalam setahun. Bagi orang lain, saya lebih terlihat sehat dibandingkan terlihat seperti orang yang sedang sekarat.

Di tahun 2007, saya menemukan buku Christine Maggiore, “Bagaimana Jika Apa yang Anda Tahu tentang HIV adalah Salah? (What if everything you knew about AIDS is wrong),” dan buku tersebut telah mengubah hidup saya. Saya segera membaca buku Peter Duesberg setebal 800 halaman lebih, “Penemuan HIV/AIDS (The Invention of HIV/AIDS)” dan di titik itu, tantangan terbesar saya adalah mengendalikan rasa jijik dan amarah saya (terhadap penipuan hoax AIDS). Saya tetap bergumul dengan semua itu setahun kemudian.

Selesai membaca buku Peter dan mencari-cari informasi lain yang ada, saya bicara dengan dokter saya, yang sudah diganti di akhir tahun 2006 berhubung dokter sebelumnya berhenti praktek. Dokter baru benar-benar sangat yakin dengan pandangan bahwa HIV menyebabkan AIDS dan obat HAART adalah obat luar biasa yang bisa menyelamatkan hidup kita. Well…, saya tahu bahwa saya tidak bisa terus membayar dokter dengan pikiran tertutup seperti itu, jadi saya “memecatnya”. Tanpa saya sendiri sadari saat itu, keputusan tersebut sangat memerdekakan… salah satu keputusan terbaik yang pernah saya buat seumur hidup saya.

Saat itu adalah akhir Juli 2007. Saya berhenti dari semua pengobatan HAART di hari pertama Agustus 2007. Saya juga berhenti mengecek viral load dan sel T saya, sama sekali berhenti bertemu dengan dokter saya di tahun ini, kecuali bertemu dokter gigi untuk check-up dan pembersihan, dll. Toh saya tidak merasa perlu. Jumat ini akan menjadi ulang tahun ke 57 saya… dan saya bermaksud untuk merayakannya dengan cara berbeda.

Saya harus mengatakan bahwa saya tidak percaya dengan teori HIV=AIDS… dan itulah dia… hanya sebuah teori…dan memiliki banyak “lubang” di dalamnya. Saya tidak takut dengan status HIV saya, walaupun saya masih diberi label positif HIV dan harus menyingkapkan fakta tersebut ke semua pasangan seksual saya supaya terlepas dari tuduhan “pembunuhan” karena tidak memberitahukan yang sebenarnya. Jadi, demikianlah status HIV saya akan “menghantui” seumur hidup saya kecuali atau sampai industri HIV/AIDS hancur. Kita hanya bisa berharap!

Saya belum pernah merasa begitu baik sebelumnya sejak melakukan pembersihan tubuh dari racun kimia di musim gugur tahun lalu. Saya jadi vegetarian sejak 1972, jadi saya mencoba untuk memiliki pola makan sehat dan mengonsumsi suplemen vitamin. Saya melanjutkan bekerja penuh waktu, memiliki usaha sendiri dan sangat sehat, bahagia serta sejahtera.

Saya mendukung siapapun yang terdiagnosa HIV untuk melakukan penelitian sendiri. Rasanya “dag dig dug” saat pertama melakukannya (penelitian sendiri)… dan memang demikian. Bagaimanapun juga, ada banyak website dengan informasi dan pengetahuan dasar yang akan membantu Anda membuat keputusan apakah akan melanjutkan pengobatan (HAART) atau tidak. Setiap orang harus membuat keputusan tersebut untuk dirinya sendiri… bukan karena saya, bukan karena dokter Anda atau bahkan keluarga Anda. Ini adalah tubuh Anda, hidup Anda. Bukan milik orang lain.

Dengan melakukan penelitian sendiri akan membantu Anda keluar dari rasa takut yang telah “melekat” dalam jiwa Anda dan akan membantu Anda untuk berpikir. Kami semua di sini akan mengatakan kepada Anda bahwa bukti-bukti begitu banyak dan kita telah ditipu untuk percaya paradigm “genocidal” mengerikan ini. Berpikirlah untuk diri sendiri.

Doa saya yang terbaik untuk Anda yang membaca kesaksian ini dan yang berada di situasi serupa (sebagai Odha).

Made, Bali

Dibulan September 2010, setelah mendapat informasi penyembuhan AIDS dari Healindonesia, saya mencoba terapi herbal dengan memakai jamu tetes. Tiga bulan sebelumnya dinyatakan positif HIV dengan gejala TBC dan mulai memakai ARV lewat 2 bulan sesudah pengobatan TBC. Mempertimbangkan dampak efek samping ARV, saya lebih memilih terapi herbal saja. Walaupun dengan diagnosa positif HIV dan TBC, kondisi fisik saya sendiri sebenarnya normal dan nafsu makan juga bagus. Saya sama sekali tidak memperlihatkan gejala-gejala seperti orang sakit pada umumnya.

Sampai sekarang, saya hanya rutin memakai herbal untuk menjaga kesehatan saya dan telah terbukti bahwa tanpa ARV saya baik-baik saja layaknya orang normal.

Dani, Tangerang

Pada saat saya datang ke Yasar Nurma di bulan Juni 2009, kondisi saya ada pembengkakan di leher, ketiak dan punggung belakang. Saya menderita cacar, tumbuh jerawat di wajah dan punggung, jamur di selangkangan, indikasi IMS. Hasil lab menunjukkan adanya Hepatitis C dan bronchitis. Badan saya sering lemas, merasakan nyeri sendi, sakit di dada, vertigo, diare dan gatal-gatal.

Saya harus akui dari awal terapi saya terlihat main-main sehingga terapi saya dihentikan oleh Praktisi Yasar Nurma. Saya mohon maaf atas sikap saya, herbal powder 2x sehari untuk 15 hari tidak pernah habis tepat waktu, apalagi saya menutupi hasil rongent paru yang saya beritahukan setelah 8 bulan terapi, dimana kondisi saya adalah stadium 2 dan berpikir masa bodoh dengan hasil lab.

Saya tidak mau terlihat berbeda atau membedakan diri diantara teman-teman saya jadi apapun yang mereka tawarkan selalu saya terima baik ajakan untuk nongkrong, narkoba, miras, nongkrong, begadang. Walaupun tidak selalu sering, tapi menghabiskan waktu sampai larut malam adalah kebiasaan saya.

Praktisi Yasar Nurma fokus terhadap Hepatitis C yang saya derita dimana angka reaktifnya adalah 38,82 dengan LED 52. Setelah 4 bulan terapi, di bulan Oktober 2009 saya test lab kembali dan ternyata hasil lab hepatitis C turun menjadi 2,095 dengan LED 9.

Lalu di bulan Pebruari 2010 setelah berhenti terapi dari Yasar Nurma, sesuai anjuran, sampai sekarang saya menggantian ARV dengan mengonsumsi antibiotik alami, suplemen garlic dan air ionisasi. Saya tidak lagi tergantung dengan hasil tes HIV dan CD4 dan berusaha melupakan karena Yang Maka Kuasa berkenan atas umur saya. Saya hanya ingin melepas ARV sebagai tempat bergantung seumur hidup.

Bobby, Maumere

Saya mulai terapi di Yasar Nurma Foundation bulan Maret 2010. Pada saat itu saya menderita jamur di mulut, nyeri ulu hati, sinusitis, pnuemonia, dan sakit kuning.

Karena gejala yang terjadi pada saya mirip dengan HIV dan dibantu dengan rekan farmasi, memulai terapi di Yasar Nurma dengan kondisi apa adanya. Saya di diagnosa lewat telpon dan sms, saya informasikan keluhan dan gejala yang terjadi, lalu pesan herbal kapsul isi 180 kapsul 3x sehari 2 kapsul untuk 1 bulan pemakaian.

Saya cukup beruntung karena walaupun di daerah terpencil, saat merasa sakit, saya dibantu dan dipantau oleh rekan farmasi disini. Yasar Nurma memberikan terapi food combaining sesuai dengan kondisi penyakit saya saat ini, mengajarkan saya apa yang harus dihindari dan apa yang boleh dikonsumsi.

Saya berpikir untuk mencoba dulu apa yang disarankan Yasar Nurma. Kalaupun misalnya penyakit saya tidak ada perubahan, toh otomatis saya tinggal hentikan pemesanan herbalnya. Namun untunglah, sampai sekarang saya pun masih terus mengonsumsi herbal tersebut karena ada proses pemulihan dan penyembuhan, dimana hal tersebut dipantau oleh rekan farmasi saya. Lagi pula saya ingin menghindari kemotrapi yang mahal dan tidak ada semacam itu di kampung kami.

Dengan mengenal pengobatan secara holistik, saya jadi tahu banyak macam tentang herbal terutama di daerah kami di pesisir, ada banyak jenis tanaman dan buah, yang awalnya kami tidak tahu khasiatnya, akhirnya dapat kami jadikan menu sehat kami disini. Kini saya terbebas dari kewajiban minum ARV karena semua kondisi sakit bisa diatasi dengan nutrisi dan herbal.

Ririn, Pontianak

Di bulan April 2009, saya mengikuti terapi di Yasar Nurma dengan kondisi ada pembengkakan di leher, ketiak dan punggung belakang, gastritis, dan difteri. Saya sering mengalami mual dan kram perut, serta vertigo.

Saya langsung ditangani oleh Praktisi akupresur untuk pemulihan dari pembengkakan simful limfa. Di hari ketiga pembengkakan tersebut sudah berangsur hilang, lalu saya bergegas kembali ke daerah dengan membawa obat herbal dalam bentuk powder yang harus habis dalam waktu 1 bulan.

Di bulan Agustus 2009 saya melakukan tes CD4 dan puji syukur hasilnya naik menjadi 258, sampai akhir terapi hingga sekarang saya tidak mengalami hal memberatkan atau mengkhawatirkan kesehatan saya. Saya terus beraktivitas dan berusaha untuk tidak mengingat masa lalu. Saya yakin dengan kondisi saya saat ini. Saya lupakan HIV, CD4 dan ARV yang selalu ditawari oleh teman kelompok. Dengan berpikir positif semua terasa tentram, tetap menjalankan aktivitas, mengelola usaha sendiri dan berdoa. Tak lupa berbagai enzim mineral, air ionisasi, suplemen kesehatan dan menu food combining jadi santapan sehari-hari dan orangtua pun senang dengan melihat bertambahnya berat badan saya. Amin.

JANGAN LAGI MEMAKAI “TIMBANGAN RUSAK” TEST HIV, CD4, DAN VIRAL LOAD

Ya betul, saya sebut ketiganya sebagai timbangan rusak karena test HIV, CD4, dan viral load tidak bisa mengukur dengan benar dan akurat akan kesehatan seseorang. Ketiganya tidak bisa dijadikan alat diagnosis maupun prognosis yang tepat karena memiliki banyak “kecacatan”.

Test HIV yang Tidak Akurat

Test ELISA dan Western Blot yang pada umumnya dipakai untuk mendiagnosa infeksi HIV hanya bisa mendeteksi interaksi antara protein dan antibodi yang DIPERKIRAKAN berhubungan dengan HIV. Keduanya TIDAK BISA mendeteksi HIV itu sendiri, begitu juga dengan jenis test HIV lainnya.

Semua test antibodi HIV sangat tidak akurat. Satu alasan bagi ketidakakuratan tersebut adalah berbagai jenis virus, bakteri, dan antigen lainnya dapat menyebabkan sistem imun untuk membuat antibodi yang juga bereaksi sama dengan HIV. Misal: ketika Anda sedang menderita atau baru saja sembuh dari flu, cacar, hepatitis, TBC, pneumonia, herpes, kanker, diare, dan lupus, hasil test HIV bisa keluar positif!

Banyak antibodi yang ditemukan di dalam tubuh orang-orang sehat dan normal dapat menyebabkan hasil yang positif pada test antibodi HIV. Produksi antibodi dalam tubuh manusia yang terjadi karena infeksi virus bisa tetap ada dalam tubuh selama bertahun-tahun walaupun sistem imun telah mengalahkan virus tersebut, dan bahkan bisa untuk seumur hidup antibodi tersebut tetap ada. Dengan demikian, orang-orang sehat yang tidak pernah terjangkit HIV bisa memiliki hasil test HIV yang positif secara konsisten selama bertahun-tahun atau bahkan untuk seumur hidup mereka.

Kehamilan juga bisa menimbulkan respon yang positif. Antibodi yang diproduksi tubuh sebagai reaksi perlawanan terhadap infeksi mycobacterium dan ragi yang terdapat pada 90% pasien AIDS, menimbulkan hasil test HIV positif yang salah . Di satu studi, 13% orang Indian Amazon yang tidak memiliki AIDS dan juga tidak pernah ada kontak dengan orang luar selain suku mereka sendiri ternyata juga bisa mendapatkan hasil test HIV positif. Di laporan lainnya, 50% sampel darah dari anjing-anjing yang sehat juga bereaksi positif pada test antibodi HIV.

Nah, jika Anda punya akses atau fasilitas test HIV, kenapa tidak “iseng” mencoba mengadakan test HIV ke 100 pasien di suatu rumahsakit atau tempat bersalin? Bisa jadi lebih dari 80% hasilnya positif HIV!

Informasi lebih lengkap tentang ketidakakuratan test HIV bisa Anda baca di artikel saya yang berjudul “Apakah Test HIV/AIDS Sekarang Ini Akurat?” di link:

http://aidsalternative.wordpress.com/2010/06/19/apakah-test-hivaids-sekarang-ini-akurat/

Orang Sehat juga Punya CD4 Rendah

Para Odha (Orang dengan HIV/AIDS) dan praktisi medis sering memakai hasil test CD4 untuk mengukur tingkat kesehatan penderita HIV/AIDS. Standar batas normal CD4 yang diakui adalah 400-1400. Jika di bawah 400, seorang Odha dinyatakan tidak sehat karena virus HIV mulai aktif menyerang. Terlebih lagi jika ada yang kadar CD4-nya di bawah 40, secara teori sudah sangat sakit dan dalam keadaan “bed rest”.

CD4 sebenarnya penanda bagi adanya kolesterol dan plak arteri, bukan penanda system imun. CD4 dan CD8 akan naik ketika kadar kolesterol naik. Pemberian nicotinamide (vitamin B3) bisa menurunkan CD4 karena nicotinamide bisa menetralkan kolesterol. Sel CD4 biasanya berkumpul di area yang ada plak arteri dan memberikan signal ke sel darah putih untuk datang dan melahap kolesterol.

Boleh dibilang, kadar kolesterol dalam darah Anda akan mempengaruhi jumlah sel T Anda. Sel T CD4 terlibat dalam hal perbaikan arteri. Jadi orang yang sehat CD4nya malah bisa rendah, sedangkan orang yang sakit CD4-nya bisa tinggi.

Jika Anda masih belum percaya dengan hal ini, kenapa tidak mencoba mengadakan test CD4 ke sekelompok orang sehat seperti misalnya para dokter, para pemuka agama, dan para olahragawan? Kenapa tidak menguji kebenaran tentang test CD4 ini ke 10 dokter yang secara fisik terlihat sehat, dengan berat badan ideal, tidak merokok, tidak minum alkohol dan juga sehat secara emosional? Kita lihat apakah CD4 mereka tinggi atau rendah?

Untuk informasi lebih lengkap tentang kesalahpahaman dalam test CD4, silahkan Anda baca artikel saya yang berjudul “Awas, Jangan Tertipu dengan Test CD4!” di link:

http://healindonesia.wordpress.com/2011/03/20/awas-jangan-tertipu-dengan-test-cd4/

Test Viral Load juga Tak Kalah Menyesatkan

PCR adalah suatu teknik inovatif yang membuat para ilmuwan bisa mengambil sampel darah yang mengandung sejumlah molekul DNA atau RNA yang tak terdeteksi dan mendeteksi kuantitas fragmen dari molekul aslinya. Majalah Forbes menjabarkan PCR sebagai “versi bioteknologi dari mesin photo copy Xerox.” Dr. Kary Mullis, yang memenangkan Penghargaan Nobel untuk penemuan yang revolusioner ini menjelaskan bahwa, “PCR memungkinkan kita untuk mengidentifikasi sebuah jarum dalam tumpukan jerami dengan cara mengubah jarum menjadi tumpukan jerami.” Sementara PCR telah menyediakan suatu alat baru yang efektif bagi dunia ilmu pengetahuan dan industri, penerapannya kepada penelitian AIDS malah justru menyesatkan ketimbang bermanfaat.

Ho dan para peneliti lainnya menerapkan PCR untuk mencari, bukan HIV, tapi fragmen RNA, yaitu materi genetik pada inti virus. Menggunakan logika bahwa tiap partikel virus HIV mengandung dua RNA HIV, mereka MENGASUMSIKAN bahwa tiap dua potongan RNA yang terindikasi oleh PCR pasti berhubungan dengan satu partikel virus HIV, dan mereka menyebut penghitungan dari hasil test tersebut sebagai “viral load”.

Masalah dengan viral load adalah bahwa PCR mendeteksi dan menggandakan gen tunggal, dan seringkali hanya fragmen dari suatu gen. Ketika ia mendeteksi 2 atau 3 fragmen genetika dari kemungkinan lusinan gen lengkap, ini bukanlah bukti adanya keberadaan semua gen atau genome lengkap (adanya partikel virus HIV lengkap). Lebih jauh lagi, seseorang dapat membawa segenap genome retroviral dalam sel-sel tubuh seumur hidup mereka tanpa menghasilkan satu virus sedikitpun.

CDC mengakui bahwa spesifitas dan sensitifitas dari PCR masih “belum diketahui” dan bahwa “PCR tidak direkomendasikan dan tidak terlisensi untuk tujuan diagnosis rutin.” Para pembuat test viral load memperingatkan bahwa “test ini tidak dimaksudkan untuk digunakan sebagai test penyaring untuk HIV atau sebagai test diagnosis untuk mengkonfirmasi keberadaan HIV…”

Walaupun tidak ada penelitian yang secara spesifik mempelajari test PCR pada orang-orang yang HIV negatif, literatur medis mencatat banyak insiden mendeteksi adanya level viral load pada orang-orang yang HIV negatif!

Satu group para peneliti AIDS dari Johns Hopkins School of Public Health menyayangkan atas ketidakakuratan viral load PCR dan mendeskripsikannya sebagai test yang tidak masuk akal dan mahal ketika beberapa peneliti memverifikasi PCR telah memberikan hasil yang berlawanan. Suatu laporan data dari penguji AIDS, Dr. David Rasnick, yang dipublikasikan dalam Journal of Biological Chemistry, mendemonstrasikan bahwa setidaknya 99.8% dari hasil pengukuran test viral menunjukkan partikel virus tidak berbahaya, dan menekankan bahwa PCR seharusnya diganti oleh suatu test yang bisa mengukur adanya HIV aktual dalam plasma darah.

Jadi boleh dikata, orang yang menderita penyakit UMUM (HIV negatif) bisa menunjukkan hasil nilai viral load yang tinggi, seperti misalnya flu, cacar, hepatitis, herpes, TBC, dan lain-lain. Bahkan virus umum yang TIDAK AKTIF pun bisa menghasilkan nilai viral load yang tinggi pula!

Cobalah menguji orang 10 atau 100 sakit akibat virus tapi HIV negatif dan lihat bagaimana hasil viral load mereka?!

Detail informasi tentang “penyesatan” test viral load ini bisa Anda baca dalam artikel saya berjudul “Mitos AIDS Sekitar Viral Load dan Sel T” di link:
http://aidsalternative.wordpress.com/2010/06/19/mitos-aids-sekitar-viral-load-dan-sel-t/

MALAPETAKA YANG DITIMBULKAN DARI 3 TIMBANGAN RUSAK

Setelah mengetahui kesalahan-kesalahan dari 3 timbangan rusak di atas, bisa dilihat apa saja malapetaka yang ditimbulkan ke praktisi medis, pasien dan masyarakat:

1. Orang yang sehat akan divonis positif HIV padahal ia hanya baru saja sembuh dari suatu penyakit UMUM atau bahkan sedang hamil.
2. Orang yang sakit UMUM akan divonis positif HIV.
3. Positif HIV yang salah menjadikan mereka korban obat-obatan kimia yang tidak dibutuhkan, terlebih lagi menderita kerugian non-materi berupa dikucilkan dari komunitas, perasaan bersalah berlebih, hancurnya kepercayaan diri, dan emosi negatif lainnya yang bisa dialami seumur hidup mereka.
4. Kewajiban mengonsumsi ARV seumur hidup menimbulkan berbagai efek samping yang membawa mereka jadi korban obat-obatan kimia lainnya untuk menutupi efek samping obat tersebut.
5. Praktisi medis konvensional yang tidak tahu tentang hal ini menjadi “boneka” untuk menarik banyak keuntungan bagi para mafia kesehatan. Mereka tanpa disadari, akhirnya melakukan tindakan malpraktek (tanpa sadar) dan membunuh banyak nyawa dengan “salah diagnosa” mereka.

Coba Anda bayangkan, berapa banyak uang yang didapat oleh para mafia kesehatan dari kasus HIV/AIDS ini? Bisnis yang didapat dari penjualan obat karena salah diagnosa dan menutupi efek samping, jika dikalikan dengan orderan SEUMUR HIDUP oleh SELURUH DUNIA, merupakan “uang segunung yang tidak bakal habis untuk 14 keturunan”!

Semoga artikel ini bisa menyelamatkan banyak nyawa, terutama para Odha. Bagi Anda yang beruntung mendapatkan informasi berharga ini, jangan lupa untuk menyebarkannya ke orang-orang yang Anda kenal. Siapa tahu, tindakan sederhana menyebarkan informasi ini bisa menyelamatkan seseorang yang sedang membutuhkannya.

dikutip dari: Healindonesia, Dt Awan (Andreas Hermawan)

Penatalaksanaan Hemodialisa

Gambar Posted on Updated on

Penatalaksanaan Hemodilisa
Fungsi utama dari ginjal adalah sebagai organ pembersih hemodialisadarah. Darah yang mengalir ke ginjal mengangkut bahan-bahan buangan/limbah hasil dari pembakaran dalam tubuh. Bahan ini dikeluarkan dari ginjal melalui proses filtrasi/penyaringan. Ginjal yang sehat akan mempunyai daya filtrasi 120 cc/menit.

Beberapa jenis penyakit dapat menurunkan fungsi ginjal, baik yang bersifat sementara maupun tetap. Penurunan fungsi ginjal hanya dapat ditolerir oleh tubuh sampai batas tertentu. Bila mana fungsi ginjal telah menurun sedemikian buruknya, maka disebut Gagal Ginjal Terminal (GGT).Gambaran proses bayi kuning

Apa yang akan terjadi jika fungsi ginjal telah mengalami gangguan? Kegagalan fungsi pembersihan akan mengakibatkan menumpuknya bahan-bahan buangan di dalam tubuh. Bahan ini sebagian besar berupa sampah nitrogen yang disebut toksin uremik. Menumpuknya toksin uremik mengakibatkan gejala keracunan yang disebut uremia. Gejala uremia ditandai dengan dengan mual, muntah, nafsu makan menurun, cegukan, gatal, lemas, gerakan tanpa disadari pada tungkai dan lengan serta bau nafas yang khas. Pada kasus-kasus yang berat dapat terjadi koma/penurunan kesadaran.

Menumpuknya air dalam tubuh akibat kegagalan dalam mengeluarkan cairan dari badan akan menyebabkan bengkak (edema) di seluruh badan, sesak nafas, tekanan darah tinggi dan gangguan fungsi jantung. Kondisi ini tidak bisa lagi diatasi dengan obat-obatan melainkan harus sudah menjalani cuci darah (hemodialisa) secara teratur atau menjalani tranplantasi ginjal/cangkok ginjal.

Cuci darah adalah proses pemisahan darah dari unsur-unsur yang tidak normal (racun) di dalam darah akibat terganggunya fungsi ginjal. Prinsip daripada cuci darah adalah penyeimbangan komposisi darah sehingga menjadi normal.

Hemodialisa mulai dilakukan bila kondisi yang disebabkan oleh tidak berfungsinya ginjal telah berada pada tingkat yang mengancam jiwa. Ancaman tersebut dapat berupa kelebihan air (edema) yang tidak bisa dikeluarkan tubuh oleh karena fungsi ginjal rusak. Sebagai akibatnya fungsi jantung dan paru akan menjadi terganggu. Tertimbunnya toksin/racun akan dapat mengganggu fungsi semua organ tubuh terutama otak. Sebagai akibatnya penderita mengalami mual-mual, muntah, koma dan kejang-kejang.
Beberapa parameter laboratorik yang sering digunakan sebagai patokan untuk dilakukan hemodialisa adalah kadar ureum >= 20 mg/dl atau kadar kreatinin >= 8 mg/dl atau kalium >7 meq/l yang tidak dapat diatasi dengan obat-obatan. Pada penderita gagal ginjal akibat penyakit kencing manis sebaiknya hemodialisa dilakukan lebih dini.

Pertanyaan yang seringkali muncul adalah berapa kali dan berapa lama saya sebaiknya menjalani hemodialisa? Pada prinsipnya, ginjal adalah bekerja terus menerus selama 24 jam sehingga semakin sering hemodialisa dilakukan pada dasarnya semakin baik. Namun, teknik hemodialisa membatasi orang untuk menjalani hemodialisa sepanjang hari. Pada GGT umumnya menjalani hemodialisa sebanyak 2-3 kali seminggu.

Diet
Diet pada gagal ginjal berguna untuk mengurangi gejala uremia, mencegah kurang gizi, dan menghambat pemburukan fungsi ginjal. Konsumsi protein harus dikurangi sekitar 2/3 dari normal, yakni 0,55 – 0,69 g/kgbb/hari, oleh karena pemecahan protein akan membebani ginjal. Protein lebih diutamakan adalah yang bersumbaer dari protein hewani.
Kebutuhan cairan (minum) disesuaikan dengan banyaknya air badan yang keluar. Secara praktis, jumlah cairan yang diminum (selama 24 jam) = jumlah air kencing (selama 24 jam) + 500 cc.

Penderita yang menjalani hemodialisa, umumnya dapat makan dengan bebas. Bila hemodialisa dilakukan dengan adekuat, akan menjamin nafsu makan yang optimal dari penderita, dan bebas dari rasa mual. Bila penderita tidak bisa buang air kencing atau buang air kencing sedikit sekali, minum penderita harus dibatasi. Penderita dianjurkan untuk tidak minum lebih dari 1 liter sehari.

Bila hemodialisa dilakukan dengan tidak adekuat (frekuensi hemodialisa kurang dari yang dianjurkan), penderita hendaknya mengatur makanannya dengan mengurangi protein nabati seperti kacang-kacangan, tahu, tempe. Hendakya lebih mengutamakan protein hewani seperti daging, telur, susu. Makanan yang banyak mengandung kalium seperti pisang ambon atau air kelapa muda sedapat mungkin dihindari. Kadar Kalium yang tinggi dalam darah akan membahayakan jantung.

Keluhan menjalani hemodialisa
Seringkali penderita yang menjalani hemodialisa mengeluhkan rasa gatal. Sekitar 85% penderita mengeluh rasa gatal ringan sampai berat. Rasa gatal tersebut bisa disebabkan oleh penyakit ginjal itu sendiri, dapat pula oleh karena proses hemodialisa. Menumpuknya bahan buangan seperti nitrogen/mineral tertentu di kulit diyakini sebagai penyebab rasa gatal. Reaksi alergi terhadap benda asing selama proses hemodialisa dapat pula mengakibatkan rasa gatal.

Dengan cara berjemur di bawah sinar matahari pagi yang kaya akan sinar ultra violet dapat menurunkan keluhan rasa gatal. Untuk yang keluhan yang parah dapat dibantu dengan obat golongan anti histamin.

oleh :Sehat Cantik dan Bugar