EPIDEMIOLOGI PENYAKIT TIDAK MENULAR (PTM)

Posted on Updated on

EPIDEMIOLOGI PENYAKIT TIDAK MENULAR

PENDAHULUAN
Istilah epidemiologi pada penyakit tidak menular(PTM) mempunyai kesamaan arti dengan:
1. Penyakit Kronik
Penyakit kronik dapat dipakai untuk PTM karena kelangsungan PTM biasanya bersifat kronik/menahun/lama namun ada juga yang sifatnya berlangsung mendandak/akut misalnya keracunan masyarakat jadi disebutkan Berdasarkan perjalanannya penyakit dapat dibagi menjadi :
* Akut
* Kronis
2. Penyaki Non Infeksi
Sebutan penyakit non infeksi dipakai karena penyebabnya PTM biasanya bukan mikro-organisme, namun bukan berarti tidak ada peranan mikro-organisme dalam terjadinya PTM, untuk itu dapat dilihat. Berdasarkan sifat penularannya dapat dibagi menjadi :
* Menular
* Tidak Menular
3. New Communicable Disease
Hal ini disebabkan PTM dianggap dapat menularka, yaitu melalui gaya hidup (life style). Gaya hidup dalam dunia moderen dapat menular dengan caranya sendiri, Gaya hidup di dalamnya dapat menyangkut pola makan, kehidupan sosial, kehidupan seksual dan komunikasi global
4. Proses terjadinya penyakit merupakan interaksi antara agen penyakit, manusia (Host) dan lingkungan sekitarnya.
* Untuk penyakit menular, proses terjadinya penyakit akibat interaksi antara : Agent penyakit (mikroorganisme hidup), manusia dan lingkungan
* Untuk penyakit tidak menular proses terjadinya penyakit akibat interaksi antara agen penyakit (non living agent), manusia dan lingkungan.
5. Penyakit Degeneratif
Disebut juga sebagai penyakit degeneratif karena kejadiannya berkaitan dengan proses degenerasi/ketuaan sehingga PTM banyak ditemukan pada usia lanjut
6. Kepentingan :
* Penyakit-penyakit tidak menular yang bersifat kronis sebagai penyebab kematian mulai menggeser kedudukan dari penyakit-penyakit infeksi
* Penyakit tidak menular mulai meningkat bersama dengan life-span (pola hidup) pada masyarakat.
* Life – span meningkat karena adanya perubahan-perubahan didalam : kondisi sosial ekonomi, kondisi hygiene sanitasi, meningkatnya ilmu pengetahuan, perubahan perilaku

PENYAKIT – PENYAKIT TIDAK MENULAR YANG BERSIFAT KRONIS
1. Penyakit yang termasuk di dalam penyebab utama kematian, yaitu :
* Ischaemic Heart Disease
* Cancer
* Cerebrovasculer Disease
* Chronic Obstructive Pulmonary
Disease
* Cirrhosis Hepatis
* Diabetes Melitus
2. Penyakit yang termasuk dalam special – interest , banyak menyebabkan masalah kesehatan tapi jarang frekuensinya (jumlahnya), yaitu :
* Osteoporosis
* Penyakit Ginjal kronis
* Mental retardasi
* Epilepsi
* Lupus Erithematosus
* Collitis ulcerative
3. Penyakit yang termasuk akan menjadi perhatian yang akan datang, yaitu :
* Defisiensi nutrisi
* Akloholisme
* Ketagihan obat
* Penyakit-penyakit mental
* Penyakit yang berhubungan
dengan lingkungan pekerjaan.

FAKTOR-FAKTOR RESIKO
1. Faktor resiko untuk timbulnya penyakit tidak menular yang bersifat kronis belum ditemukan secara keseluruhan,
* Untuk setiap penyakit, faktor resiko dapat berbeda-beda (merokok, hipertensi, hiperkolesterolemia)
* Satu faktor resiko dapat menyebabkan penyakit yang berbeda-beda, misalnya merokok, dapat menimbulkan kanker paru, penyakit jantung koroner, kanker larynx.
* Untuk kebanyakan penyakit, faktor-faktor resiko yang telah diketahui hanya dapat menerangkan sebagian kecil kejadian penyakit, tetapi etiologinya secara pasti belum diketahui

2. Faktor-faktor resiko yang telah diketahui ada kaitannya dengan penyakit tidak menular yang bersifat kronis antara lain :
* Tembakau
* Alkohol
* Kolesterol
* Hipertensi
* Diet
* Obesitas
* Aktivitas
* Stress
* Pekerjaan
* Lingkungan masyarakat sekitar
* life style
* Sexual Behavior
* Obat-obatan

KARAKTERISTIK PENYAKIT TIDAK MENULAR
Telah dijelaskan diatas bahwa penyakit tidak menular terjadi akibat interaksi antara agent (Non living agent) dengan host dalam hal ini manusia (faktor predisposisi, infeksi dll) dan lingkungan sekitar (source and vehicle of agent)
1. Agent
a. Agent dapat berupa (non living agent) :
1) Kimiawi
2) Fisik
3) Mekanik
4) Psikis
b. Agent penyakit tidak menular sangat bervariasi, mulai dari yang paling sederhana sampai yang komplek (mulai molekul sampai zat-zat yang komplek ikatannya)
c. Suatu penjelasan tentang penyakit tidak menular tidak akan lengkap tanpa mengetahui spesifikasi dari agent tersebut
d. Suatu agent tidak menular dapat menimbulkan tingkat keparahan yang berbeda-beda (dinyatakan dalam skala pathogenitas)
Pathogenitas Agent : kemampuan / kapasitas agent penyakit untuk dapat menyebabkan sakit pada host
e. Karakteristik lain dari agent tidak menular yang perlu diperhatikan antara lain :
1) Kemampuan menginvasi / memasuki jaringan
2) Kemampuan merusak jaringan : Reversible dan irreversible
3) Kemampuan menimbulkan reaksi hipersensitif

2. Reservoir
a. Dapat didefinisikan sebagai organisme hidup, benda mati (tanah, udara, air batu dll) dimana agent dapat hidup, berkembang biak dan tumbuh dengan baik.
b. Pada umumnya untuk penyakit tidak menular, reservoir dari agent adalah benda mati.
c. Pada penyakit tidak menular, orang yang terekspos/terpapar dengan agent tidak berpotensi sebagai sumber/reservoir tidak ditularkan.

3. Relasi Agent – Host
a. Fase Kontak
Adanya kontak antara agent dengan host, tergantung :
1) Lamanya kontak
2) Dosis
3) Patogenitas
b. Fase Akumulasi pada jaringan
Apabila terpapar dalam waktu lama dan terus-menerus
c. Fase Subklinis
Pada fase subklinis gejala/sympton dan tanda/sign belum muncul
Telah terjadi kerusakan pada jaringan, tergantung pada :
1) Jaringan yang terkena
2) Kerusakan yang diakibatkannya (ringan, sedang dan berat)
3) Sifat kerusakan (reversiblle dan irreversible/ kronis, mati dan cacat)
d. Fase Klinis
Agent penyakit telah menimbulkan reaksi pada host dengan menimbulkan manifestasi (gejala dan tanda).

4. Karakteristik penyakit tidak menular :
a. Tidak ditularkan
b. Etiologi sering tidak jelas
c. Agent penyebab : non living agent
d. Durasi penyakit panjang (kronis)
e. Fase subklinis dan klinis panjang untuk penyakit kronis.

5. Rute dari keterpaparan
Melalui sistem pernafasan, sistem digestiva, sistem integumen/kulit dan sistem vaskuler.

KEGUNAAN IDENTIFIKASI FAKTOR RESIKO
Dengan mengetahui faktor resiko dalam terjadinya penyakit maka dapat digunakan untuk:
1. Prediksi
untuk meramalkan kejadian penyakit misalnya perokok berat mempunyai resiko 10 kali lebih besar untuk terserang Ca Paru dari pada bukan perokok
2. Penyebab
Kejelasan dan beratnya suatu faktor resiko dapat ditetapkan sebagai penyebab suatu penyakit dengan syarat telah menghapuskan faktor-faktor pengganggu (Confounding Factors)
3. Diagnosos
Dapat membantu dalam menegagkan diagnosa
4. Prevensi
Jika suatu faktor resiko merupakan penyebab suatu penyakit tertentu, maka dapat diambil tindakan untuk pencegahan terjadinya penyakit tersebut.

USAHA PENCEGAHAN PENYAKIT
Disesuaikan dengan riwayat alamiah penyakit, maka tindakan preventif terhadap penyakit secara garis besar dapat dikategorikan menjadi :
1. Usaha Preventif Primer
2. Usaha Preventif Sekunder
3. Usaha Preventif Tertier

PENDEKATAN EPIDEMIOLOGI PENYAKIT TIDAK MENULAR (PTM)
Epidemiologi berusaha untuk mempelajari distribusi dan faktor-fotor yang mempengaruhi terjadinya PTM dalam masyarakat. Untuk itu diperlukan pendekatan metodologik, yaitu dengan melakukan berbagai penelitian.
Sebagaimana umumnya penelitian epidemiologi untuk PTM dikenal juga adanya penelitian observasional dan eksperimental. Hanya saja karena berlangsung lama, maka umumnya penelitian PTM merupakan penelitian observasional dengan jenis :
A. Penelitian Cross-Sectional
B. Penelitian Kasus Kontrol
C. Penelitian Kohort

PERHITUNGAN FREKUENSI PTM

Secara umum, dikenal 3 macam perhitungan frekuensi penyakit , yaitu:
1. Ratio
rumus jumlah orang sakit
—————–
jumlah orang sehat
2. Rate
rumus jlh org sakit ttt pd waktu ttt
—————————-
jlh pndd beresiko pd waktu tt
3. Proporsi
rumus jlh penderita penyakit ttt (X)
—————————
jlh pend peny tsb(X) + jlh
semua penderita (y)

Oleh: ElviZ@Sehati

lihat sehubungan dengan Artikel pada

Tinggalkan komentar